PR BEKASI - Politisi Partai Demokrat Syahrial Nasution mengkritik rencana Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi yang ingin melakukan impor terhadap beras dan garam. Ia mengaku kecewa atas keputusan yang diambil oleh Mendag tersebut.
Syahrial Nasution cukup menyayangkan langkah yang dipilih Mendag Luthfi tersebut, mengingat harapannya dahulu terhadap terobosan Mendag baru yang kini malah membuat kisruh karena memilih melakukan impor beras dan garam.
“Sebagai kawan lama, saya agak kecewa Pak Lutfi @MendagLutfi,” ucap Syahrial Nasution dalam cuitannya, Minggu, 21 Maret 2021.
“Jauh-jauh dipanggil pulang dari AS(Amerika Serikat) dengan melepas jabatan Dubes, justru membuat kisruh soal impor beras dan garam,” katanya.
Baca Juga: Jimly Asshiddiqie Tak Setuju terhadap Rencana Pemerintah yang Ingin Impor Beras
Baca Juga: Absen di Acara Siraman Aurel Hermansyah, Krisdayanti 'Lebih Memilih' Buat Video Klip Baru
Baca Juga: Cegah Kemunculan Varian Baru Covid-19, Pemerintah Pertimbangkan Batasi Masuknya WNA ke Indonesia
Lebih lanjut, Syahrial Nasution menilai kebijakan impor tersebut semata-semata hanya dilakukan atas landasan keuntungan yang patut dipertanyakan siapa pihak yang mendapat keuntungan tersebut.
“Apa pun ceritanya, kegiatan impor akan menghasilkan margin keuntungan. Siapa yang untung? Pedagang,” ujar Syahrial Nasution, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan akun Twitter pribadinya @syahrian_nst, Minggu, 21 Maret 2021.
Sbg kawan lama, saya agak kecewa Pak Lutfi @MendagLutfi jauh2 dipanggil pulang dari AS dgn melepas jabatan Dubes, justru membuat kisruh soal impor beras dan garam. Apa pun ceritanya, kegiatan impor akan menghasilkan margin keuntungan. Siapa yg untung? Pedagang.— syahrial nasution (@syahrial_nst) March 21, 2021
Senada dengan Syahrial Nasution, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga turut mengkritik kebijakan Mendag Luthfi yang ingin melakukan impor beras dan garam.
Terkait hal tersebut, Susi Pudjiastuti memohon kepada Presiden Joko Widodo (Jokow) agar membatalkan rencana pemerintah melalui Mendag tersebut yang ingin melakukan impor beras di saat petani lokal akan memasukin masa panen raya.
“Pak Presiden yth. Mohon stop impor beras, masyarakat masih ada yg panen, panen juga berlimpah,” ucap Susi Pudjiastuti.
Susi Pudjiastuti meminta agar Jokowi mengehntikan impor tersebut sebagaimana yang juga sudah diutarakan oleh oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas yang menyarankan agar impor beras tidak dilakukan dahulu.
“Mohon berikan dukungan kepada Pak Kabulog untuk tidak melakukan impor. Juga melarang yg lain,” ujarnya.
Diketahui pada Rapat Dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI beberapa waktu lalu, Buwas menyampaikan Perum Bulog masih memiliki stok beras impor yang banyak dari pengadaan impor 2018.
"Kami sudah lapor ke presiden saat itu, beras impor kami saat Maret tahun lalu (stoknya) 900 ribu ton sisa dari (stok Bulog) 1,7 juta ton, sekian juta ton beras impor,” ucap Buwas.
“Jadi sudah menahun kondisinya, layak pakai tapi harus di-mix dengan beras dari dalam negeri,” katanya.
Adapun tentang impor garam, Susi menyebut bila rencana impor sebanyak 3 juta ton garam dilakukan, maka nantinya harga garam hasil produksi petani lokal akan hancur.
“Garam impor tidak boleh lebih dari 1,7 Jt Ton. Kalau lebih harga garam petani kita akan hancur lagi. please!” ujar Susi Pudjiastuti.
Sebelumnya, diketahui Mendag Luthfi berencana untuk melakukan impor sebanyak satu juta ton beras dan juga tiga juta ton garam.
Akibat dari rencana impor beras dan garam tersebut, kini Mendag Luthfi menuai kritikan yang disampaikan oleh berbagai macam pihak sebagaimana yang diutarakan oleh Syahrial Nasution dan Susi Pudjiastuti tersebut.***