PR BEKASI - Rasisme menjadi hal yang tengah disoroti oleh sejumlah pihak diberbagai negara.
Salah satu kasus yang mencuat ke publik adalah rasisme terhadap etnis Asia di Amerika Serikat (AS).
Kasus tersebut semakin diperbincangkan oleh masyarakat di dunia beberapa hari terakhir ini.
Indonesia juga menyayangkan lantaran masih ditemukannya tindakan rasisme antar etnis dan negara.
Baca Juga: Nangis Histeris di Detik-detik sang Ayah Akan Dieksekusi Mati, Fikri: Dia Bilang, Papa Pergi Ya
Hal itu seiring terjadi penembakan atas delapan orang, enam orang yang tertembak adalah keturunan Asia, Selasa, 16 Maret 2021.
Penembakan brutal oleh Robert Aaron Long yang menewaskan delapan orang itu langsung mendapat perhatian dari Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Saat pertemuan dengan para tokoh masyarakat Asia di negara bagian Georgia, Joe Biden menyatakan secara terang-terangan kepada warganya untuk menentang kebencian berdasar ras.
“Kita harus dengan lantang menentang kebencian rasial. Sikap berdiam diri justru mendukung tindakan rasis,” kata Biden, Jumat, 19 Maret 2021.
“Rasisme telah menjadi racun bagi bangsa kita, dan itu harus dibasmi oleh warga Amerika Serikat,” kayanya, melanjutkan.
Baca Juga: Duel GM Irene vs Dewa Kipas Ditonton oleh Jutaan Orang, Deddy Corbuzier: Rekor Dunia!
Orang nomor satu di AS ini menduga salah satu penyebab munculnya rasisme terhadap warga Asia di negaranya lantaran adanya anggapan penyebab munculnya Covid-19 adalah karena kesalahan orang Asia (China).
Hal senada diungkapkan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. Meningkatnya kasus rasisme secara global yang menyasar khususnya kepada warga Asia disebabkan isu penyebaran Covid-19 oleh etnis tertentu.
“Dunia telah menyaksikan serangan mematikan, serangan verbal, kekerasan fisik, perundungan, diskriminasi di tempat kerja, menghasut di media dan platform sosial media serta bahasa kasar oleh mereka yang memegang kekuasaan (Trump pernah menyatakan virus Covid-19 sebagai virus China),” ungkap juru bicara PBB Farhan Haq, Selasa, 23 Maret 2021.
Merespons hal tersebut, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie menyatakan, terus meningkatnya sikap permusuhan dan kebencian rasial di AS, dan juga Canada, Australia & New Zealand serta di negara2 Eropa, seperti Perancis, Austria, Norway, Swedia, dll.
Jimly pun langsung mengeluarkan tantangannya kepada masyarakat di Indonesia, sebagaimana diberitakan Galamedia.Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Kasus Rasial Etnis China dan Arab Merebak, Jimly Asshiddiqie Keluarkan Tantangan".
"Siapkah kita jg untuk berkata 'Setop Kebencian kpd etnis Tionghoa dan Arab'?" cuitnya pada akun twitter @JimlyAs, Selasa, 23 Maret 2021.
Ia menyerukan stop permusuhan dan kebencian di mana saja.
"STOP PERMUSUHAN DAN KEBENCIAN RASIAL, DIMANA SAJA, TERMASUK DI INDONESIA," tandasnya.*** (Dicky Aditya/Galamedia.Pikiran-Rakyat.com)