Kutuk Aksi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Cholil Nafis: Itu Bukan Mati Syahid, Tapi Mati Sangit

- 28 Maret 2021, 13:55 WIB
Ketua MUI Pusat, Cholil Nafis mengutuk keras aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.
Ketua MUI Pusat, Cholil Nafis mengutuk keras aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. /ANTARA/HO-MUI

PR BEKASI - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis mengutuk aksi bom bunuh di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan yang terjadi pada Minggu, 28 Maret 2021 pada pukul 10.30 WITA.

Cholil Nafis mengatakan bahwa selama ini pihaknya selalu mengutuk setiap kali ada bom bunuh diri yang terjadi dan mengimbau jangan sampai ada yang menirunya.

"Mengulang-ngulang setiap ada bom bunuh diri mengutuknya dan menghimbau jangan sampai ada yang menirunya," kata Cholil Nafis, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @cholilnafis, Minggu, 28 Maret 2021.

Baca Juga: Minta Seserahan Rp5 Miliar pada Ivan Gunawan, Ayu Ting Ting: Kalau Mau Sama Gue Syukur, Gak Juga Sok

Baca Juga: Unggah Foto Bersama Seorang Wanita, Hotman Paris: Secantik Apapun Godaan, Janji Tidak Akan Usir Istri

Baca Juga: Diusir Hotma Sitompul, Desiree Tarigan Perjuangkan Haknya: Itu Tanah Ibu Saya, Kami Sudah Lama Tinggal di Sini

Cholil Nafis pun menegaskan bahwa aksi bom bunuh diri bukan mati syahid tapi mati sangit. Sehingga dia mengajak semua lapisan masyarakat untuk menjaga keamanan dan kedamaian.

"Itu bukan mati syahid tapi mati sangit. Ayo kita jaga keamanan dan kedamian. Negeri ini milik kita bersama dan saling menyayangi antara kita. Negara ini berdasar kesepatakatan," kata Cholil Nafis.

Tak hanya itu, Ketua MUI Sulawesi Selatan KH AG Sanusi Baco, Lc. juga turut mengutuk keras aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

Baca Juga: Kecam Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Ferdinand Hutahaean: Surga Tak Terbuka Bagi Pembunuh

Sanusi Baco menilai, tindakan pelaku bom bunuh diri tersebut tidak bisa ditoleransi, karena tidak manusiawi dan melanggar nilai-nilai agama.

"Tindakan pelaku ini tidak bisa ditoleransi karena tidak manusiawi dan melanggar nilai-nilai ajaran agama," kata Sanusi Baco di Makassar.

Sanusi Baco mengatakan, aksi bom bunuh diri itu telah membuat orang ketakutan dan tidak merasa tenteram untuk pergi beribadah. Padahal, setiap individu memiliki kebebasan untuk beribadah sesuai dengan keyakinannya.

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, laporan awal pelaku ledakan bom bunuh diri di Gereja Katederal Makassar berjumlah dua orang.

Baca Juga: Kisruh Partai Demokrat Kian Memanas, Mahfud MD: Pemerintah Tidak Boleh Larang Moeldoko Ikut KLB

Lokasi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar tak jauh dari Polsek Ujung Pandang, Sekolah Islam Atirah, dan RS Bersalin Sitti Khadijah.

Akibat ledakan yang terdengar cukup keras tersebut warga yang melintas dan petugas kepolisian segera pergi ke lokasi.

Di lokasi ledakan juga ditemukan serpihan tubuh manusia yang diduga pelaku bom bunuh diri. Selain itu, juga terdapat anggota jemaah yang luka di bagian dada dan tangan akibat terkena serpihan bom bunuh diri tersebut.

Laporan awal sebanyak 14 korban luka-luka akibat ledakan tersebut telah dilarikan ke tiga rumah sakit di Makassar.***

Editor: Rika Fitrisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x