"Kita melihat bahwa dia tidak berhasil masuk, tapi bagi mereka itu sudah berhasil, karena bom itu meledak. Berhasil, karena dua orang yang mereka kirim itu tewas, yang mereka anggap itu mati syahid, yang kemudian langsung masuk surga," tutur Nasir Abbas.
"Kemudian bagi mereka berhasil juga melukai, walaupun tidak ada yang tewas, tapi itu sudah cukup berhasil," sambungnya.
Baca Juga: Soal Bom Bunuh Diri di Makassar, Jubir BIN: Memang Sudah Ada Ancaman dan Kita Dalam Perburuan
Nasir Abbas menilai, keberhasilan serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar itu akan menjadi satu motivasi bagi mereka yang ingin menjalankan gerakan terorisme.
"Jadi sebagian dari mereka yang kemudian tetap ingin menjalankan gerakan, ini satu motivasi bagi mereka, seperti yang terjadi dari bom-bom gereja sebelumnya," ujar Nasir Abbas.
"Kenapa terjadi lagi? Karena mereka menganggap bahwa walaupun seketat apa pun, seagresif apa pun, aparat melakukan penangkapan, mereka tetap tidak mau berhenti," sambungnya.
Nasir Abbas juga menilai, aksi bom bunuh diri tersebut merupakan salah satu bentuk eksistensi, untuk menujukkan bahwa kelompok mereka masih ada di Indonesia.
"Nah, ini juga sebagai salah satu bentuk eksistensi mereka, untuk menujukkan bahwa mereka masih ada," kata Nasir Abbas.
Tak hanya itu, menurutnya, aksi bom bunuh diri tersebut juga merupakan pemberitahuan kepada para teman-teman satu keyakinan mereka bahwa mereka pun bisa melakukan gerakan.