PT PELNI Batalkan Kajian Ramadhan karena Isu Radikalisme, Anwar Abbas Tak Terima: Apa Bukti Mereka Radikal?

- 10 April 2021, 17:10 WIB
Anwar Abbas tak terima kajian Ramadhan dibatalkan PT PELNI karena dugaan radikalisme, dan minta bukti jika benar para penceramah it radikal.
Anwar Abbas tak terima kajian Ramadhan dibatalkan PT PELNI karena dugaan radikalisme, dan minta bukti jika benar para penceramah it radikal. /Dok. MUI

Anwar Abbas pun meminta bukti dari PT PELNI, jika benar para penceramah yang mengisi kajian Ramadhan tersebut merupakan penceramah radikal.

"Lalu pertanyaan saya, apa yang salah? Saya minta bukti, apa buktinya mereka radikal? Bagi saya ini belum bisa saya terima," ujar Anwar Abbas.

Anwar Abbas pun mengancam akan mengirimkan surat protes pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) jika dalam beberapa hari ke depan tidak ada kejelasan dari PT PELNI.

Baca Juga: Atta Halilintar Ingin 15 Anak dari Aurel, Komnas Perempuan: Berpotensi Langgar Hak-hak Reproduksi Perempuan

"Kalau dalam beberapa hari ini tidak ada kejelasan, saya Anwar Abbas secara pribadi akan mengirim surat protes kepada Presiden Republik Indonesia," kata Anwar Abbas.

Pasalnya, Anwar Anwar mengaku tahu betul seperti apa sosok Cholil Nafis, sehingga sangat tidak mungkin kalau dia disebut sebagai penceramah radikal.

"Karena saya adalah Sekjen di waktu beliau (Cholil Nafis) jadi Ketua Umum, dan saya hafal betul apa yang ada di dalam kepala beliau," kata Anwar Abbas.

"Bahwa kita harus bertoleransi dalam hal yang masuk kategori jalur ikhtilaf (perbedaan). Kita bertoleransi, tetapi kita tidak bisa bertoleransi kalau seandainya terjadi penyimpangan pada hal-hal pokok," sambungnya

Baca Juga: Jokowi Menyamai Soeharto Jika Syahganda Dibui 6 Tahun, Rachland Nashidik: Semenit pun Dia Tak Layak Dihukum!

Oleh karena itu, Anwar Abbas mengatakan, kalau PT PELNI bisa membuktikan bahwa para penceramah di kajian Ramadhan tersebut melanggar hal-hal yang ushuliyah, maka dia bisa terima.

Halaman:

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube tvOneNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x