"Sejarah Indonesia itu bukan sejarah kita, ini sejarah dunia dan gak ada sejarah lokal. Semua sejarah itu sejarah dunia karena terkait dengan peristiwa besar di dunia," ungkapnya.
Demikian juga peristiwa 1965, menurutnya itu adalah pertandingan antara blok komunis dengan blok kapitalis atau antara kubu kiri dengan kanan.
Indonesia pada saat itu, sambung Rocky Gerung, berada di dalam jebakan itu, terjepit di antara dua kekuatan itu.
"Karena Indonesia pada waktu itu tidak punya kemampuan apa-apa selain memilih atau menempel pada komunis atau Amerika," ungkapnya.
Namun jika berandai-andai komunis yang menang di Indonesia, Rocky Gerung menyebut Indonesia tetap tidak akan menjadi negara yang lebih baik.
"Kalau berandai komunis yang menang, Indonesia juga akan tetap menjadi negara yang terpuruk," ucapnya.
"Kemudian jika diteruskan seandainya juga yang jadi korban nanti adalah umat Islam dan TNI kalau komunis yang menang. Kalau kita terus seperti itu gak akan pernah ada habisnya," sambung Rocky Gerung.
Jika terus menyinggung soal pelurusan sejarah komunis, Rocky Gerung khawatir yang muncul bukan semangat meluruskan sejarah Indonesia melainkan semangat untuk balas dendam.