Oleh karena itu, Andi Arief menyayangkan jika setelah 7 tahun berselang, tiba-tiba saja pemerintah memutuskan untuk mengganti warnanya.
"Tahun 2014, setelah 69 tahun menyewa, akhirnya Indonesia memiliki pesawat kepresidenan," ucapnya.
"Tahun 2021, setelah 7 tahun memiliki pesawat kepresiden, akhirnya presiden mengecat pesawat itu dengan warna lain. Sangat sederhana," kata Andi Arief.
Terakhir, Andi Arief menilai bahwa pengecatan ulang pesawat kepresidenan dari biru menjadi merah adalah upaya menghapus jejak kepemimpinan presiden sebelumnya, yakni SBY.
"Strategi Ariel, menghapus jejakmu," ujar Andi Arief.
Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa pengecatan ulang Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau disebut juga pesawat BBJ 2 sudah lama direncanakan, yaitu sejak 2019.
Namun, rencana pengecatan ulang pesawat kepresidenan terpaksa ditunda, karena belum memasuki jadwal perawatan rutin.
"Pengecatan Pesawat BBJ 2 yang direncanakan sejak tahun 2019, terkait dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 2020," ucapnya.