Klaster Covid-19 Sekolah usai PTM Dipastikan Hoaks, Menkes Budi Beri Klarifikasi

- 28 September 2021, 08:21 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin membantah adanya klaster sekolah yang terjadi usai diadakan pembelajaran tatap muka.
Menkes Budi Gunadi Sadikin membantah adanya klaster sekolah yang terjadi usai diadakan pembelajaran tatap muka. /Antara/

PR BEKASI - Selama pandemi Covid-19 ini, beberapa sekolah mulai melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Kendati demikian, beredar kabar yang menyebut adanya penyebaran Covid-19 klaster sekolah akibat penerapan PTM.

Menanggapi isu klaster sekolah tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membantahnya.

Baca Juga: Asal-Usul Covid-19 Makin Terungkap, Peneliti Curigai 'Keanehan' Pada Kelelawar Laos di Dekat Wuhan

"Jadi kalau banyak yang kemarin diskusi atau beredar hoaks bahwa klasternya demikian banyak, sebenarnya tidak demikian," kata Menkes dikutip dari Antara pada 27 September 2021.

Menurut Menkes, Pemerintah telah melakukan surveilans di beberapa sekolah setelah melakukan pembelajaran tatap muka.

Hal tersebut dilakukan sebagai bagian evaluasi terkait pelaksanaan pembacaan secara luar jaringan atau luring.

Baca Juga: Taksi Thailand Ubah Atap dan Kap Mobil Jadi Kebun Sayur Mini, Imbas Krisis Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19

Berdasarkan surveilans yang dilakukan pada 1 sampai 21 September 2021 di provinsi DKI Jakarta ditemukan tingkat positif 3,12 persen.

Surveilans tersebut dilakukan terhadap 22 sekolah serta pengujian subjek dengan tes antigen mencapai 2.113 subjek.

Selain itu ada pula pengujian dengan PCR pada 2.134 subjek yang terbagi di 24 sekolah.

Baca Juga: Survei: Tren Kepuasaan terhadap Kinerja Presiden Jokowi Terus Menurun, Dibandingkan Sebelum Pandemi Covid-19

Pengujian dengan PCR yang dilakukan pada 31 agustus sampai 21 September 2021 menunjukkan hasil tingkat positif mencapai 5,01 persen.

Sementara itu di Kota Semarang telah dilakukan pengujian dengan antigen pada 15 sampai 22 September 2021 dengan hasil tingkat positif mencapai 0,24 persen terhadap 3.689 subjek di 258 sekolah.

Sebagaimana diberitakan PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dalam artikel "Menkes Bantah Kabar Adanya Klaster Sekolah Selama Pembelajaran Tatap Muka: Tidak Demikian", pengujian antigen juga dilakukan di Kota surakarta pada 22 September 2021 dengan 171 subjek di satu sekolah dan di Pekalongan dilakukan terhadap 103 subjek di lima sekolah.

Baca Juga: Klaster Sekolah PTM Bermunculan, Waspadai 3 Gejala Covid-19 Khusus Pada Anak

Dari pengujian antigen di dua kota tersebut hasil menemukan tingkat positif mencapai 0,0 persen untuk masing-masing kota.

Sementara itu Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) meluruskan kabar 2,8 persen sekolah menjadi klaster Covid-19.

Menurut Mendikbudristek menyatakan bahwa 2,8 persen sekolah yang menjadi klaster Covid-19 selama pembelajaran tatap muka adalah miskonsepsi.

Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Vaksinasi Covid-19 di Kota Bekasi, Tersedia Vaksin AstraZeneca Dosis 1 dan 2

"Beberapa miskonsepsi yang patut diluruskan, sekali lagi adalah bahwa angka 2,8 persen satuan pendidikan, walaupun itu sudah kecil, itu pun adalah data kumulatif, bukan per satu bulan. Itu semua dari seluruh masa COVID-19, bukan dari bulan terakhir di mana PTM terjadi," kata Nadiem, menegaskan.

Nadiem Anwar Makarim juga menjelaskan terkait 15.00 murid dan 7.000 guru yang positif Covid-19 merupakan laporan yang memiliki banyak kesalahan.

Dirinya mencontohkan bahwa laporan jumlah yang positif melebihi jumlah murid yang ada di sekolah tersebut.

"Sekali lagi, kita harus berfokus pada data yang ada dan terutama data dari Kemenkes yang telah mendapatkan berbagai macam test result dan melakukan sampling," demikian kata Nadiem Makarim.***(Andrian Rochmansyah Pratama/Pikiran Rakyat Tasikmalaya)

Editor: Elfrida Chania S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x