Gatot Nurmantyo Sebut Paham PKI Susupi TNI, Yunarto Wijaya: Tiap September Dia Manggung

- 28 September 2021, 16:42 WIB
Direktur Eksekutif Charta Politica Indonesia Yunarto Wijaya tanggapi pernyataan Gatot Nurmantyo soal paham PKI di tubuh TNI.
Direktur Eksekutif Charta Politica Indonesia Yunarto Wijaya tanggapi pernyataan Gatot Nurmantyo soal paham PKI di tubuh TNI. /Instagram/@yunartowijaya/Antara

 

PR BEKASI - Direktur Eksekutif Charta Politica Indonesia Yunarto Wijaya memberikan komentar soal pernyataan eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Sebelumnya, Gatot Nurmantyo mengungkap adanya indikasi penyusupan paham komunis ke dalam tubuh TNI.

Gatot Nurmantyo mengatakan, paham komunis dan PKI masih ada sampai saat ini meski selalu dibantah oleh berbagai pihak.

Menurut Gatot Nurmantyo, bukti nyata PKI ada di tubuh TNI adalah hilangnya patung tokoh nasional di Museum Dharma Bhakti.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Tuding Ada PKI di TNI Usai Hilangnya Patung Soeharto, Kostrad: Untuk Ketenangan Lahir Batin

Terkait hal tersebut, Yunarto Wijaya menyindir Gatot Nurmantyo yang acap kali muncul ke publik setiap isu PKI di bulan September hangat dibicarakan.

Argumentasi tersebut disampaikan Yunarto Wijaya melalui akun Twitter-nya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Selasa, 28 September 2021.

"Nah khan, tiap September dia manggung lagi. Gak mau kalah sama Vina Panduwinata 'September Ceria'," katanya.

Yunarto Wijaya secara implisit menilai, analisis tentang ideologi yang dilakukan Gatot Nurmantyo dengan menggunakan pendekatan keberadaan patung tidak masuk akal.

Baca Juga: TNI Siapkan 400 Pasukan Setan untuk Basmi KKB Papua, Gatot Nurmantyo: Jangan Harap Selesai dengan Militer

"Bapak Jenderal yang satu itu kok demen amat belain patung? Analisis tentang ideologi pake pendekatan keberadaan patung," tuturnya.

Sebagai informasi, pernyataan Gatot Nurmantyo soal adanya paham PKI di tubuh TNI disampaikan dalam webinar yang digelar pada Minggu, 26 September 2021.

Gatot Nurmantyo mengatakan, seharusnya terdapat diorama yang menggambarkan suasana saat 1 Oktober 1965 atau beberapa jam setelah enam Jenderal dan perwira muda TNI AD diculik PKI.

Seharusnya, lanjut Gatot Nurmantyo, ada patung Presiden Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Pangkostrad di Museum Dharma Bhakti.

Baca Juga: Gatot S Dewa Broto Sebut Kini Bukan Kali Pertama Bulu Tangkis Indonesia ‘Dikadali’ BWF

Selain patung Soeharto, patung lain yang disinggung Gatot Nurmantyo adalah patung Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo dan Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH Nasution.

Di sisi lain, Kapten Kostrad Kolonel Inf Haryantana membantah Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung-patung tersebut.

Ia mengungkap, pembongkaran tersebut merupakan inisiatif dari Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution yang merupakan Pangkostrad ke-34.

Azmyn juga diketahui merupakan orang yang membuat patung-patung tersebut.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Twitter @yunartowijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x