Alex Mengaku Jadi Buzzer Ahok Dibayar Rp4 Juta per Bulan, Pengamat Tak Heran: Pilkada Becek Semua

- 1 Februari 2022, 15:41 WIB
Ilustrasi buzzer di media sosial.
Ilustrasi buzzer di media sosial. /Pixabay/geralt/

"Jadi kita tidak bisa mengatakan satu pihak main bersih, pihak lain kotor, nggak bisa begitu," kata Refly.

Oleh karena itu, dia menyebut curang dan kurang dalam kontestasi Pemilu atau Pilkada adalah persoalan yang jamak.

Sebab itu, untuk ke depannya dia berpendapat harus lebih memperbaiki pemerintahan, baik dalam ranah Pilkada maupun Pemilu.

"Itu yang paling penting, termasuk mengatur bagaimana buzzer-buzzer ini. Apakah ini justified atau tidak harus jelas," ucapnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Refly Harun.

Baca Juga: Pamali di Tahun Baru Imlek! Ada 2 Warna yang Dilarang dan Jangan Keramas

Termasuk juga setelah Pemilu atau Pilkada selesai dilaksanakan, karena bagaimana bisa masyarakat masih terpecah belah usai kontestasi terlaksana.

"Jadi seolah-olah setelah Anies menang misalnya, kok terasa pembelahan itu masih terjadi. Setelah Jokowi menang, kok terasa pembelahan itu masih terjadi," katanya.

Dia mempertanyakan apakah itu semua merupakan gejala yang terjadi di masyarakat atau memang di negara, hal ini menurutnya harus ditemukan jawabannya.

"Tetapi kalau kita bicara mengenai kohesivitas sosial merekatkan kembali maka sesungguhnya kalau kohesivitas itu tidak bisa direkatkan kembali maka itu adalah kegagalan pemimpin yang terpilih. Siapapun dia di tingkat apapun dia," ujarnya.

Sebelumnya, pria bernama Alex mengaku sebagai buzzer Ahok yang dibayar sebesar Rp4 juta per bulan.

Halaman:

Editor: Gita Pratiwi

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x