PR BEKASI - Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, menanggapi pengajuan mundur Ketua Umum MUI, Miftachul Akhyar.
MUI, ujar Cholil Nafis mengapresiasinya sebagai teladan dalam menjaga komitmen, karena ada usulan Ahwa saat Muktamar NU belum lama ini.
Akan tetapi, MUI memilih menolaknya, karena sosok KH Miftachul Akhyar yang juga Rais Aam PBNU itu, masih dibutuhkan.
Baca Juga: 10 Link Twibbon Hari Dongeng Sedunia 20 Maret 2022, Mari Rayakan Bersama
“Kiai Miftah mundur krn taat pd komitmen saat muktamar NU dari usulan Ahwa. Menurut saya itu bagus sbg teladan kami menjaga komitmennya.”
“Namun MUI punya mekanisme utk menerima atau menolaknya. Ya. Krn dibutuhkan dan amanahnya sampai munas berikutnya,” tutur Cholil dikutip PikiranRakyat-Bekasi, dari akun Twitter milik dia, Kamis, 10 Maret 2022.
Sebelumnya, Antara melaporkan, Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam angkat bicara soal upaya mundur ini.
Baca Juga: Pesawat yang Bawa Donald Trump Mendarat Darurat, Dikabarkan karena Ada Kerusakan Mesin
"Saya sebagai santri sangat menjunjung tinggi keputusan Kiai Miftah dan akan mengonsolidasikan sesuai mekanisme organisasi," kata Asrorun Niam.
Sebelumnya diketahui, Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar menyatakan telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum MUI.
Pengunduran diri tersebut sesuai dengan usulan ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU akhir tahun 2021 lalu.
Dalam penetapan sebagai Rais Aam PBNU, Miftachul Akhyar diminta tidak rangkap jabatan dan fokus terhadap pengembangan PBNU.
"Ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab 'sami'na wa atha'na' (kami dengarkan dan kami patuhi," kata Miftachul Akhyar.
Pada kesempatan terpisah, Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Organisasi MUI, KH Salahuddin Al-Aiyub mengonfirmasi terkait pengunduran diri Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum MUI.***