Klarifikasi Perihal Zona Peta Sebaran Virus Corona, IDI Surabaya: Bukan Hitam, Tapi Masih Merah Tua

- 11 Juni 2020, 21:23 WIB
PETA sebaran risiko Covid-19 di Jawa Timur (Jatim) saat ditampilkan di Gedung Negara Grahadi di Surabaya.*
PETA sebaran risiko Covid-19 di Jawa Timur (Jatim) saat ditampilkan di Gedung Negara Grahadi di Surabaya.* /Antara/

PR BEKASI - Beberapa waktu lalu, Kota Surabaya sempat dikabarkan masuk kategori zona hitam dalam peta sebaran Covid-19 berdasarkan data yang dimiliki Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim).

Penetapan zona hitam untuk Surabaya disebabkan oleh jumlah pasien positif pandemi Covid-19 adalah yang paling tinggi se-Jatim. Pasalnya dari total 7.096 kasus di Jatim yang telah tercatat hingga Kamis 11 Juni 2020, sebanyak lebih dari 3.627 kasus berada di wilayah Surabaya.

Perihal Surabaya masuk dalam zona hitam pun ditanggapi dan dijelaskan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya.

Baca Juga: Aturan Baru Saat New Normal, Ojek Online Wajib Pasang Penyekat Antara Pengemudi dan Penumpang 

Dilansir RRI, Kamis 11 Juni 2020, Ketua IDI Surabaya Brahmana Askan menjelaskan bahwa peta sebaran Covid-19 di Surabaya sebenarnya berwarna merah tua bukan berwarna hitam.

"Merah tua itu sebenarnya, tapi memang hampir menuju hitam," kata dia.

Brahmana Askan pun menjelaskan penyebab dari Surabaya berganti warna merah tua. Hal itu disebabkan adanya peningkatan kasus Covid-19 di kota tersebut.

"Jadi berdasarkan angka saja, tergantung kategori semakin banyak angka kasusnya semakin meningkat warnanya," katanya.

Baca Juga: Tetap Akan Lakukan Pilkada 2020 di Tengah Pandemi, Pemerintah Suntik Dana Rp 1.411 Triliun untuk APD 

Hal itu dinilai dia wajar, karena Jatim belakangan ini memang cukup aktif dalam melakukan tes pemeriksaan dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Bahkan pemeriksaan dilaksanakan setiap hari dengan jadwal secara masif.

"Ya, sehingga mungkin angkanya akan meningkat karena tesnya dilakukan secara masif," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Dikatakan Brahmana Askan, saat ini Surabaya sudah melakukan pemetaan mengenai data pasien positif dan harus diisolasi.

Oleh karena itu, dirinya mengimbau kepada masyarakat di Surabaya agar bisa mematuhi protokol kesehatan yang berlaku sebab untuk menghindari adanya transmisi penyebaran lebih lanjut.

Baca Juga: Penyiram Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Novel Baswedan Sindir Jokowi: Selamat Pak, Anda Mengagumkan 

"Ya, tinggal ketaatan masing- masing masyarakat, kalau ditentukan isolasi mandiri, ternyata sampai rumah enggak isolasi mandiri juga, ya percuma," ucap Brahmana.

"Jadi mari kita sama-sama, mari kita berjuang, karena tidak mungkin tenaga kesehatan saja yang berjuang. Kalau tidak dibantu menyetop maka berapa pun fasilitas kesehatan yang disediakan tidak akan mampu menampung," ujarnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah