Hujan Lebat di Musim Kemarau Masih Terus Terjadi, BMKG: Perubahan Iklim Perburuk Cuaca di Indonesia

- 19 Agustus 2020, 20:37 WIB
Ilustrasi hujan di musim kemarau.
Ilustrasi hujan di musim kemarau. /Pikiran-rakyat.com

PR BEKASI - Sejak awal Agustus 2020, Indonesia memasuki masa transisi dari musim penghujan ke musim kemarau. Namun hujan lebat masih saja terus terjadi di sejumlah wilayah hingga menyebabkan banjir bandang.

Fenomena tersebut dijelaskan oleh Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.

Dikutip dari Antara oleh Pikiranrakyat-bekasi.com, Dwikorita menjelaskan, meski memasuki musim kemarau namun hangatnya kondisi perairan Indonesia memunculkan uap air intensif yang menimbulkan awan di wilayah tengah dan utara yang memicu curah hujan tinggi.

Baca Juga: Kamal Harris Dinilai Tak Cocok sebagai Cawapres AS, Donald Trump: Orang Tuanya Imigran 

"Apalagi pasokan udara dari Pasifik yang relatif kandungan uap airnya tinggi sehingga memicu hujan. Sehingga wajar ada yang bertanya, katanya kemarau tapi ada banjir bandang," ucap Dwikorita

"Ya itulah Indonesia dengan kondisi cuaca di setiap wilayahnya bervariasi," kata Dwikorita dalam webinar Program Kampung Iklim Untuk Membangun Kemandirian Pangan Masyarakat di Sekitar Hutan oleh Universitas Brawijaya diakses dari Jakarta, Rabu.

Kondisi itu, menurut dia, diperparah dengan perubahan iklim global. Tanpa adanya perubahan iklimpun kondisi cuaca di Indonesia sudah dipengaruhi kondisi dua samudera yakni Pasifik dan Hindia, serta dua benua yakni Asia dan Australia.

"Maka dampak perubahan iklim semakin terasa di Indonesia," kata Dwikorita.

Baca Juga: Jokowi Optimis Ekonomi Indonesia Meroket di Tahun 2021, PKS: Jangan Termakan Janji, Buktikan Pak! 

Perubahan iklim, ia mengatakan disebabkan secara langsung dan tidak langsung aktivitas manusia yang mengubah komposisi atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada periode waktu yang dapat diperbandingkan sehingga perubahan iklim itu tidak mengada-ada atau menduga-duga.

Sebelumnya, ia menjelaskan apabila ada tekanan udara di wilayah Asia maka angin akan berembus ke Indonesia dan saat itu terjadi monsun Asia.

Saat ini sebaliknya, monsun Australia terjadi sehingga udara menjadi lebih kering dan dingin, terutama di wilayah selatan Khatulistiwa.

Uniknya, menurut dia, karena posisi Indonesia terletak di antara dua benua dan samudera maka sangat dipengaruhi pergerakan udara di kedua wilayah tersebut.

Baca Juga: Doa Sambut Tahun Baru Islam 1442 Hijriyah dan 10 Amalan Baik yang Perlu Dikerjakan 

Sehingga wilayah selatan khatulistiwa lebih dipengaruhi monsun Australia yang kering dan dingin, itu terjadi di sisi selatan Jawa dan Nusa Tenggara.

Dwikorita sebelumnya mengatakan sejumlah faktor yang menjadi pengendali iklim di Indonesia. Anomali suhu muka laut di Pasifik (El Nino-netral-La Nina), beda suhu muka laut di Samudera Hindia dari pantai timur Afrika hingga ke perairan barat daya Sumatera (IOD+ atau IOD-), angin monsun, dan suhu muka laut di perairan Indonesia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah