Promosikan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenparekraf: Perlu Penguatan Desain dan Narasi

- 29 Agustus 2020, 07:08 WIB
Foto: Kemenparekraf
Foto: Kemenparekraf /Kemenparekraf

 

PR BEKASI – Indonesia memiliki banyak potensi dan kekayaan yang besar, terutama dalam hal pariwisata dan ekonomi kreatif.

Pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan sektor penting dalam meningkatkan devisa negara dan pergerakan perekonomian di masyarakat. UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) juga kaitannya sangat erat dengan ekonomi kreatif.

Terlebih lagi di masa pandemi ini menyebabkan kelesuan perekonomian di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan salah satu upaya dalam mencegah resesi ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Belum Capai Target, BPJAMSOSTEK Masih Tunggu Data Terkini Pekerja Penerima Bantuan Subsidi Upah

Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah penggunaan desain dan narasi yang kuat dalam promosi pariwisata dan produk ekonomi kreatif.

“Kita memiliki banyak produk. Sayangnya pelaku parekraf belum memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan sebuah produk ke dalam desain yang menarik dan narasi yang kuat," kata Direktur Kajian Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Wawan Rusiawan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs resmi Kemenparekraf.

Oleh karena itu dia berharap, desain dan narasi menjadi satu hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, agar dapat menciptakan produk yang luar biasa.

Baca Juga: Cara Unik Angkat Potensi Daerah dengan Musik ala DJ Cliffrs

Hal lainnya yang menjadi sorotan Wawan adalah pentingnya mengkaji kelengkapan data mengenai sebuah produk karena ini menjadi faktor seseorang memutuskan untuk membeli atau tidak.

Kemenparekraf mengadakan seminar daring Bincang Inklusif Seputar Metadata (BISMA). Kegiatan ini membekali para pelaku usaha parekraf dibekali pemahaman dan bisa berbagi pengetahuan mengenai desain produk dan narasi untuk menarik konsumen.

Narasumber yang dihadirkan adalah dua orang ahli, yakni Desainer Sugeng Untung dan Produser Film dan Penulis Buku Handoko Hendryono.

Baca Juga: Tayangkan Adegan Tidak Senonoh, Drama 'It’s Okay Not To Be Okay' Disanksi Komisi Standar Komunkasi

Handoko mengungkapkan bahwa storytelling merupakan hal penting bagi conscious consumer. Konsumen bisa memiliki kepedulian dan kesadaran akan kebaikan dan tanggung jawab.

“Sebagai contoh, ketika konsumen minum kopi, mereka memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar mengenai background dari kopi tersebut, seperti petani nya siapa, bagaimana cara mengolah kopi, jenis-jenis kopi, manfaat kopi, dan lain sebagainya. Informasi seperti ini bisa kita kemas melalui storytelling yang baik,” tutur Handoko.

Storytelling membuat para pelaku parekraf bisa memperkenalkan sebuah produk atau karya dengan menceritakan nilai atau makna yang terkadung di dalamnya, sehingga memberi kesan atau atau energi positif yang mententuh hati dan menciptakan hubungan emosional antara produk dan konsumen.

Baca Juga: 71 Karyawan Positif COVID-19, Pabrik Suzuki di Kabupaten Bekasi Kurangi Produksi hingga 50 Persen

“Karena bisnis adalah connecting the dots bukan mengalahkan lawan, bagaimana kita bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak menjadi suatu hal yang sangat penting,” tutur Handoko.

Jika sebuah brand sudah berkembang pesat, maka pelaku pareakraf harus tetap melakukan inovasi dan kreativitas tanpa henti dengan membuat inovasi baru, namun itu bisa memperkuat produk lama.

“Di era global, produsen produk harus mencari tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Meski, konsumen itu sendiri sesungguhnya belum memikirkan produk tersebut. Dalam konteks itu, sebuah produk harus adaptif terhadap perkembangan dan perubahan zaman,” ucap Sugeng.

Baca Juga: Kolaborasi BLACKPINK Selanjutnya Bocor Usai Nama Cardi B Muncul di CD Album Terbarunya

Penyebabnya adalah karena zaman dan pola pikir konsumen yang akan menentukan eksistensi sebuah produk untuk bertahan.

“Semua produk, pasti mempunyai desain dan storytelling. Tidak ada satupun produk di dunia ini yang tidak didesain. Desain adalah proses pemecahan masalah, solusi dan inovasi, serta interaksi yang berujung pada kepuasan konsumen. Produk yang baik pasti akan laku. Kalau tidak laku pasti ada kekeliruan di desain,” kata Sugeng.

Sehingga, Sugeng menekankan bahwa desain juga memiliki penting dalam desain sebuah produk dan storytelling juga menjadi penguat untuk mempengaruhi apakah sebuah produk akan laku atau tidak.

Promosi produk-produk ekonomi kreatif dan pariwisata juga harus memperhatikan dua hal ini untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pemasarannya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Kemenparekraf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah