Sebabkan Curah Hujan yang Tinggi, BNPB Minta Masyarakat Manfaatkan data BMKG Untuk Hadapi La Lina

- 12 Oktober 2020, 07:17 WIB
Ilustrasi Peta cuaca wilayah Jakarta memperlihatkan peluang hujan dan arah angin yang dipantau BMKG, Kamis Februari 2020.* /BMKG/
Ilustrasi Peta cuaca wilayah Jakarta memperlihatkan peluang hujan dan arah angin yang dipantau BMKG, Kamis Februari 2020.* /BMKG/ /

PR BEKASI – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta setiap pemangku kepentingan termasuk masyarakat untuk mengantisipasi fenomena cuaca La Nina dengan memanfaatkan data meteorologi sehingga dapat melakukan mitigasi bencana secara seksama.

Hal ini dikatakan oleh Deputi Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan dalam webinar bertema "Fenomena La Nina apa yang harus dilakukan?", Minggu, 11 Oktober 2020,

Ia mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah menyuplai berbagai data prakiraan cuaca yang dapat diakses publik. BNPB juga memiliki aplikasi InaRisk yang memetakan bencana di berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga: Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Kota Bekasi Hari Ini, Senin 12 Oktober 2020

"Kita dapat memanfaatkan data Meteorologi dari BMKG untuk menghadapi La Lina ini," kata Lilik dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kantor berita Antara.

Data yang tersedia, kata dia, dapat dimanfaatkan pemerintah dan publik untuk merencanakan berbagai hal sehingga la nina yang ada di depan mata tidak menimbulkan kerugian besar baik secara materi maupun non materi.

Adapun La Nina merupakan fenomena alam yang menyebabkan curah hujan di suatu kawasan turun dalam intensitas yang berlebih. Jika tidak diantisipasi dengan baik maka dapat memicu bencana hidrometeorologi yang tak jarang merugikan.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik di Bekasi Senin 12 Oktober 2020, Anda di Wilayah Ini Akan Terdampak

Lilik mengatakan, la nina dapat memicu bencana alam sehingga berbagai fasilitas publik yang rentan agar diperhatikan ketahanannya. Tidak kalah penting juga adalah perlu ada antisipasi untuk ketahanan pangan masyarakat, baik di tingkat pusat maupun daerah.

BMKG sendiri memprediksi la nina akan menyebabkan peningkatan curah hujan mulai bulan Oktober sampai November, dan akan berdampak di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali di Sumatera.

Selanjutnya pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.

Baca Juga: Sambut Demo FPI, PA 212, GNPF Ulama, dan Ormas Lainnya, Anies Baswedan Siapkan Pengamanan Ekstra

Catatan historis menunjukkan, La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia sekitar 20-40 persen di atas normal.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengimbau pada masyarakat di sejumlah daerah rawan bencana untuk waspada dan melakukan mitigasi mandiri.

Oleh karena itu, BMKG mendesak peningkatan sektor mitigasi bencana, mengingat adanya kenaikan jumlah bencana alam dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Update Harga Emas Senin 12 Oktober 2020, Awal Pekan Masih di Atas Rp 2 Juta per 2 Gram

"Masalah dan celah antara pusat dan daerah harus segera diidentifikasi untuk meningkatkan efektivitas dalam mewujudkan zero victims," kata Dwikorita

Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi fenomena la nina tersebut.

"Mohon bapak ibu pimpinan, para kepala daerah betul-betul bersinergi. Ini masalah kita bersama dan harus kita selesaikan bersama," kata Luhut.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah