Jokowi Diduga Lempar Bantuan dari Mobil, Politikus Demokrat: Presiden Ajari Rakyat Jadi 'Pemulung'

- 28 Oktober 2020, 08:09 WIB
Rachland Nashidik (kiri) mengkritik Presiden Jokowi (kanan) yang melempar bantuan berupa bingkisan dari mobilnya.
Rachland Nashidik (kiri) mengkritik Presiden Jokowi (kanan) yang melempar bantuan berupa bingkisan dari mobilnya. /Twitter RachlanNasidik

"Ketetapan apaan itu, org selevel presiden kok gak punya pikiran, gak punya adab, apa gunanya petugas, team kepresidenan, aparat lokal, tinggal koordinasikan ke mereka, biarkan mereka yg bagikan, tak usah pake atraksi lempar2 bingkisan begitu ke Rakyat, miris !," tulis akun @okkiardianto.

Benda itu diduga adalah bingkisan untuk warga-warga yang menyapa dan terlihat dalam cuplikan video tersebut warga berbondong-berbondong memungut bingkisan tersebut.

Ternyata kebijakan BLT yang dikeluarkan semasa pemerintahan SBY memiliki alasan yang kuat dan logis.

Pada tahun 2004, Pemerintah Indonesia memastikan harga minyak dunia naik, mereka pun memutuskan memotong subsidi minyak.

Baca Juga: Polisi: Motif Gus Nur Ungkap Pernyataan ke YouTube sebagai Bentuk Kepedulian terhadap NU

Hal ini dilakukan dengan alasan BBM bersubsidi lebih banyak digunakan oleh orang-orang dari kalangan industri dan berstatus mampu.

Lalu, setelah didata lebih lanjut, diketahui dari tahun 1998 sampai dengan 2005 penggunaan bahan bakar bersubsidi telah digunakan sebanyak 75 persen. 

Pemotongan subsidi terus terjadi hingga tahun 2008 dengan kenaikan sebesar 50 persen dari harga awal, karena harga minyak dunia kembali naik saat itu. Akibatnya, harga bahan-bahan pokok pun ikut naik.

Demi menanggulangi efek kenaikan harga bagi kelompok masyarakat miskin, pemerintah memperkenalkan program BLT kepada masyarakat untuk pertama kalinya pada tahun 2005. 

Baca Juga: Mencari Rezeki Saat Demo UU Ciptaker, Salim Penjual Nasi Bungkus Ikut Pantau Medsos dan Jumlah Massa

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah