Khususnya, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menggandeng media lokal dalam upaya sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah serentak 2020, dengan penerapan protokol kesehatan yang semakin kondusif.
"Setiap minggu kita memonitor pelanggaran dan kepatuhan protokol kesehatan di masa kampanye," ucap Kastorius Sinaga.
Baca Juga: Maknai Hari Sumpah Pemuda, Afgansyah Reza: Orang-Orang yang Bisa Mengubah Dunia Adalah Kita
"Hasilnya sangat kondusif, dari 9.500 kampanye tatap muka, pelanggaran hanya sekitar 250 atau 2.5 persen, artinya Pilkada aman Covid-19 menunjukkan tren yang menggemberikan," sambungnya.
Dengan tren tersebut, Kastorius Sinaga meyakini bahwa partisipasi pemilih akan stabil tinggi, seperti Pilkada serentak sebelumnya.
"Perlu digalakkan kampanye gerakan anti hoaks di wilayah-wilayah yang akan Pilkada secara masif, sehingga masyarakat ikut aktif melawan hoaks," ujar Kastorius Sinaga.
Baca Juga: Jika Saja Gubernur Jakarta Sekaya Sandiaga Uno, Refly Sebut Anies Jauh Lebih Cocok Jadi Ketum PPP
Lebih jauh, dia menjelaskan kemungkinan modus penyebaran hoaks menjelang Pilkada.
Hoaks yang disebarkan dapat berupa kabar adanya calon pemilih, ataupun penyelenggara pemilihan umum (Pemilu) yakni Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), yang terpapar Covid-19 di tempat pemungutan suara (TPS) tertentu.
Sehingga, hal tersebut akan menurunkan animo pemilih yang akan hadir, dengan tujuan menguntungkan salah satu pasangan calon (paslon).