Papua-Papua Barat Dapat Dukungan dari Kerajaan Inggris untuk Kembangkan Ekonomi Hijau

- 29 Oktober 2020, 19:21 WIB
Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan.
Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan. /

 

PR BEKASI – Isu perubahan iklim telah lama menjadi sorotan masyarakat dunia.

Hal ini terwujud oleh berbagai gerakan baik oleh level individu hingga kelompok. 

Kini lembaga internasional pun tak ragu untuk bekerjasama dengan negara lain untuk mencegah perubahan iklim dunia.

Baca Juga: PBB Serukan Seluruh Negara di Dunia untuk Saling Menghormati Semua Agama dan Kepercayaan

Seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Pemerintah Kerajaan Inggris mendukung upaya Provinsi Papua dan Papua Barat mengembangkan green economy atau ekonomi hijau sebagai bagian dalam program pembangunan berkelanjutan di dua daerah tersebut.

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat, Charlie Heatubun di Manokwari, Kamis, mengatakan UK Climate Changa Unit (UKCCU), sebuah lembaga perubahan iklim Inggris sejak beberapa tahun lalu telah melakukan pendampingan di Papua dan Papua Barat.

Melalui lembaga tersebut pemerintah Kerajaan Inggris menggelontorkan dana sebesar Rp400 miliar untuk Papua dan Papua Barat.

Baca Juga: Nama Gibran-Bobby Ikut Terseret Terkait Ucapan Megawati yang Sebut Jokowi Jangan Manjakan Milenial

"Awalnya pendampingan dilakukan untuk penataan ruang dan perencanaan spasial, namun sejak tiga tahun terakhir difokuskan pada pengembangan ekonomi hijau," ucap Heatubun

Melalui anggaran dari Kerajaan Inggris petani dan nelayan di Papua serta Papua Barat memperoleh pendampingan. Di Papua Barat ekonomi hijau difokuskan pada beberapa komoditas di antaranya rumput laut, kakao, kopi, buah pala serta kepala dalam.

Heatubun menyebutkan pengembangan rumput laut difokuskan di Teluk Wondama serta Raja Ampat, perkebunan kakao di Manokwari Selatan, buah pala di Fakfak, kopi di Pegunungan Arfak. Sedangkan kelapa dikembangkan di sejumlah kabupaten diantaranya Manokwari.

Baca Juga: Tak Setuju dengan Ucapan Megawati, Mardani Ali: Jika Milenial Kurang Berprestasi Maka Salah Kita

Dia berharap bantuan donor internasional ini bersinergi dengan program Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal serta pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten.

"Dengan demikian, masing-masing bisa sharing anggaran untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau di daerah," ucap Charlie lagi.

Ia mengemukakan bahwa petani rumput laut di Teluk Wondama saat ini sudah menikmati hasil panennya. Sekitar 100 ton rumput laut sudah dikirim ke Surabaya, Jawa Timur. Dari transaksi perdagangan rumput laut tersebut uang ratusan rupiah telah beredar di tujuh kampung penghasil di Teluk Wondama.

Baca Juga: Pertanyakan Sumbangsih Milenial, IDM: Pernyataan Mega Ditunjukkan kepada Generasi Muda yang Kritis

"Secara ekonomi manfaatnya jelas, masyarakat sudah menikmati hasil dari jerih payahnya. Kami berharap ini menjadi pemicu bagi masyarakat yang lain, bahwa memanfaatkan potensi alam tanpa merusak lingkungan itu juga bisa menghasilkan uang," katanya.

Selain itu kini jamak ditemui perusahaan terkemuka di dunia yang memperhatikan limbah yang mereka buang. Seperti melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum benar-benar dibuang ke alam.

Salah satu dampak dari perubahan iklim adalah semakin seringnya terjadi anomali cuaca hingga mencairnya es di kutub yang dapat menenggelamkan pulau-pulau di dunia.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah