Gunung Merapi Kembali Aktif, Warga Sekitar Siaga 24 Jam dengan CCTV Seadanya

- 1 November 2020, 06:33 WIB
Gunung Merapi dilaporkan kembali aktif.
Gunung Merapi dilaporkan kembali aktif. /BPPTKG/

PR BEKASI - Gunung Merapi yang terletak di antara  Yogyakarta dan Jawa Tengah dilaporkan kembali aktif, namun aktivitas warga Sleman yang tinggal di kawasan Merapi masih berjalan seperti biasa.

Mereka belum terlalu khawatir meski adanya peningkatan aktivitas vulkanik gunung merapi tersebut.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI ada Minggu, 1 November, salah satu warga Sleman yakni Suparjo mengungkapkan bahwa dirinya masih terus memantau perkembangan terkini Gunung Merapi.

Baca Juga: Oknum Anggota Moge Ditangkap Setelah Keroyok Prajurit TNI, Klub HOG SBC: Kami Minta Maaf

Pemantauan tersebut ia lakukan dari tempat tinggalnya yang berjarak sembilan kilometer dari kawasan puncak, tepatnya di Pedukuhan Kemirikebo, Desa Girikerto, Kecamatan Turi.

”Sementara ini terpantau masih aman dan terkendali, begitu juga aktivitas warga di Kawasan Rawan Bencana (KRB) satu sampai tiga,” kata Suparjo.

Pemantauan juga dilakukan lewat CCTV yang terpasang di empat lokasi dan diarahkan ke puncak Merapi yang berasal dari Pedukuhan Kemirikebo, Pedukuhan Kalitengah Lor, Desa Glagaharjo, Cangkringan berjarak lima kilometer dari puncak.

CCTV juga terpasang di Pedukuhan Ngandong, Desa Girikerto Turi berjarak 7.4 kilometer dari puncak dan di Tritis Girikerto Turi berjarak enam kilometer dari puncak.

Baca Juga: Sejarah Baru di Taiwan, Dua Perwira Militer Tidak Malu Lakukan Pernikahan Sesama Jenis

Sementara, pengadaaan kamera pengawas itu, dilakukan secara swadaya oleh Komunitas Frekuensi Radio Elektronik atau Frekom, sebagai organisasi yang dipimpinnya.

”Rencananya juga akan pasang CCTV ke lima, tapi masih kurang biaya dua juta rupiah untuk internetnya, kalau ada kontribusi dari RRI kami siap,” kata Suparjo.

Suparjo juga mengatakan, setiap kali aktivitas vulkanik Gunung Merapi berlangsung, warga sekitar Merapi selalu mendengar suara gemuruh.

Sedangkan, lanjutnya, dirinya hanya memantau aktivitas tersebut lewat gelombang sinyal dari alat perekam getaran yang terpasang di puncak dan bisa didengarkan menggunakan alat penangkap sinyal miliknya.

Baca Juga: Projo Minta Jatah ke Erick Thohir, Refly Harun: BUMN Jadi Semacam Reward Bagi Pendukung Kekuasaan

Suparjo bersama relawan setempat dan Pemerintah Desa Girikerto, telah menyiapkan lokasi pengungsian.

Hal tersebut sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu erupsi benar-benar terjadi dan membahayakan keselamatan warga.

”Di desa saya ditinggali sekitar 600 kepala keluarga, untuk radius aman erupsi kan delapan kilometer dari puncak, kalaupun nanti terjadi erupsi kita tetap aman, karena Kemirikebo jaraknya sembilan kilometer dari puncak,” katanya.

Sementara, Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut, peningkatan aktivitas Gunung Merapi saat ini belum mengarah ke tanda-tanda akan erupsi.

Baca Juga: Projo Minta Jatah ke Erick Thohir, Refly Harun: BUMN Jadi Semacam Reward Bagi Pendukung Kekuasaan

”Dari parameter-parameter yang ada, itu terjadi kenaikan jumlah kegempaan, sampai jam 18.00 WIB (Sabtu) terjadi gempa guguran 46 kali, gempa embusan 23 kali, gempa hybrid 87 kali, juga gempa vulkanik dangkal ada 12 kali,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida.

Berdasarkan keterangan tersebut, Hanik mengimbau masyarakat, agar tidak melakukan aktivitas pada radius tiga kilometer dari puncak Merapi, dan terus memantau perkembangan situasi, lewat informasi yang dikeluarkan BPPTKG melalui saluran resmi.

Posko 24 Jam

Erupsi Merapi 2010 lalu menjadi pengalaman bagi warga sekitar Gunung Merapi.

Selain itu, peristiwa erupsi 2010 itu memberi pelajaran berharga, agar kesiapsiagaan betul-betul dilakukan sehingga saat terjadi bencana bisa mengurangi jumlah korban jiwa.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan sudah mengantisipasi sedini mungkin dengan membuka Posko Siaga 24 Jam di wilayah Pakem, berkekuatan delapan regu Tim Reaksi Cepat (TRC).

Baca Juga: Tak Puas dengan Kinerja Kader Partainya yang Mayoritas Milenial, Megawati: Ya Ngamuk Lah Saya

”Setiap regu beranggotakan delapan orang, masih ditambah bantuan personel dari relawan,” kata Makwan.

Diketahui, persiapan lain yang tidak kalah penting juga dilakukan, antara lain menyiapkan barak-barak pengungsian, jalur evakuasi dan armada, serta alat peringatan dini bencana.

Pihaknya juga meminta warga yang tinggal di zona bahaya agar melakukan ronda kesiapsiagaan setiap malam.

”Tas siaga juga perlu disiapkan oleh warga, berisi barang-barang berharga, surat-surat penting, buku tabungan atau ijazah, rapot anak-anak, dan persediaan obat,” kata Makwan menambahkan.

Makwan mengingatkan, agar warga selalu waspada tentang aktivitas merapi terkini melalui berbagai sumber resmi yang ada.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah