Terkait Kasus Ujaran Kebencian Gus Nur Terhadap NU, Refly Harun Akan Diperiksa Polisi Besok

- 2 November 2020, 16:20 WIB
Gus Nur (kiri) bersama Refly Harun (kanan) saat sedang mengkritik NU.
Gus Nur (kiri) bersama Refly Harun (kanan) saat sedang mengkritik NU. / YouTube/Refly Harun/

PR BEKASI - Ujaran kebencian Sugi Nur Raharja alias Gus Nur terhadap NU nampaknya akan berbuntut panjang kepada lawan dialognya saat itu, Refly Harun.

Bareskrim Polri baru saja menjadwalkan panggilan kepada Refly Harun terkait kasus tersebut. Rencananya Refly Harun akan dipanggil besok.

"Iya info dari penyidik demikian (dipanggil), rencananya besok 3 November 2020 pukul 10.00 WIB," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Senin, 2 November 2020.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 11 Dibuka, 7 Golongan Ini Dipastikan Tak Akan Lolos

Refly dipanggil sebagai saksi. Keterkaitannya, video kasus ujaran kebencian Gus Nur berasal dari video sesi tanya jawab dengan Refly Harun.

"Dipanggil sebagai saksi dari tersangka SN," ujar Awi Setiyono.

Gus Nur ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ujaran kebencian karena diduga menghina Nahdlatul Ulama (NU). Bareskrim Polri memastikan siapa pun yang terlibat dalam kasus ini akan dipanggil untuk diperiksa.

Baca Juga: Aktor Eddie Hassel Tewas Tertembak di Texas Minggu Pagi, Motif Pembunuhan Masih Diselidiki

Gus Nur diduga menyebarkan ujaran kebencian dengan menghina NU lewat video di salah satu akun YouTube. Video itu tayang dalam kanal YouTube MUNJIAT Channel dan kanal YouTube Refly Harun.

Dalam video tersebut Gus Nur tampak sedang berbincang dengan Refly Harun. Video itu diunggah pada 16 Oktober 2020.

Pada menit ke-3.45, Gus Nur kemudian menyampaikan pendapatnya soal kondisi NU saat ini. Menurut Gus Nur, NU saat ini tidak seperti NU yang dulu.

Baca Juga: Perpanjangan Fasilitas GSP Amerika Serikat, Jokowi: Peluang Perbaiki Investasi

Pada awal dialognya dengan Refly Harun. Gus Nur mengatakan hanya mengetahui NU dari kulit-kulitnya saja, misalnya warga NU melaksanakan qunut saat salat Subuh, sedangkan warga Muhammadiyah tidak qunut.

Ia mengaku dirinya sama dengan mayoritas warga NU atau nahdliyin lainnya.

Dirinya juga membagikan kenangan masa lalunya ketika dia dikawal oleh Barisan Serbaguna atau Banser saat berdakwah. Ia mengaku tidak pernah bermasalah dengan NU sampai rezim sekarang lahir.

Baca Juga: Jawab Tudingan Seorang Gay, Chef Juna: Gue Pernah Nikah dan Ingin Nikah, Kalau Dapat yang Cocok

"Tapi setelah rezim ini lahir, tiba-tiba 180 derajat itu berubah," ucap Gus Nur

Sejak saat itu, Gus Nur tak lagi dikawal Banser saat berdakwah. Sebaliknya, dia menjadi musuh Banser dan NU.

"Saya ibaratkan NU sekarang itu seperti bus umum, sopirnya mabuk, kondekturnya teler, keneknya ugal-ugalan, dan penumpangnya itu kurang ajar semua. Merokok juga, nyanyi juga, buka-buka aurat juga, dangdutan juga," kata Gus Nur.

Baca Juga: Alami Kejadian Mistis Selama Dua Bulan, Brisia Jodie Temukan Paku dan Tanah Kuburan di Kamarnya

"Jadi kesucian NU yang selama ini saya kenal itu seakan-akan gak ada sekarang ini," tuturnya menambahkan.

Gus Nur menganalogikan KH Said Aqil Siradj sebagai sopir bis umum. Kondekturnya adalah Ketua Umum Banser yang juga anggota DPR RI, Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut. Sedangkan keneknya adalah Abu Janda dan penumpangnya liberal serta sekuler.

"Bisa jadi keneknya itu Abu Janda, bisa jadi kondekturnya Gus Yaqut, gitu. Dan sopirnya KH Aqil Sirodj. Nah, penumpangnya liberal, sekuler, macem-macem. PKI numplek di situ." kata Gus Nur.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah