Adib mengatakan, dengan melihat realitas tersebut, maka negara harus hadir dalam artian mengakomodir kepentingan-kepentingan Habib Rizieq yang selaras dengan pemerintah.
Hal tersebut juga bisa menjadikan Habib Rizieq sebagai mitra, bukan sebaliknya yang terkesan memukul melalui narasi-narasi yang bertentangan.
"Bukan hanya lip service (basa basi), cuma sekadar mengungkapkan di media massa, melainkan ada benar-benar dirangkul untuk kepentingan bangsa dan negara, jangan seolah negara memukul," kata Adib.
Adib menjelaskan, dengan pemerintah merangkul Habib Rizieq, maka kegaduhan akibat dari perbedaan pendapat yang saat ini kerap muncul bisa tereliminasi.
Baca Juga: Dituduh Dalang Penghapusan 'Red Notice' Djoko Tjandra, Napoleon Bonaparte: Saya Merasa Dizalimi
Adib juga menyebut, bila kekuatan politik 212 dan sejenisnya hingga saat ini masih terpelihara dengan baik, dan pemerintah bisa menyamakan persepsi, hal itu justru akan menguntungkan rezim Jokowi.
Selain itu, dengan banyaknya massa yang menjemput Habib Rizieq tersebut, maka hal itu tidak bisa dipandang sebelah mata, dan akan mempengaruhi proses politik di tahun 2024.
"Dengan merangkul Habib Rizieq Shihab dan pendukungnya, saya kira akan membuat teduh proses politik di tahun 2024 yang akan datang karena bagaimana pun ini tidak bisa dipandang sebelah mata," kata Adib.***