Tanaman Hias Indonesia Kian Diminati Negara Dunia, Kementan: Ini Devisa Besar

- 13 November 2020, 20:24 WIB
Litbang Kementan saat mengamati perkembangan bunga krisan.
Litbang Kementan saat mengamati perkembangan bunga krisan. /Kementan

 

PR BEKASI - Seiring dengan maraknya tanaman hias di Indonesia, banyak masyarakat yang memelihara dan mengoleksi bahkan membudidayakannya. Mulai dari tanaman di dataran tinggi hingga tanaman rendah.

Salah satu tanaman datara tinggi yang sampai saat ini dibudidayakan adalah tanaman krisan yang bisa bisa menghasilkan harga yang lumayan tinggi.

Bahkan sampai ke luar negeri permintaan tanaman hias ini semakin diminati. Untuk itu,  bagaimana fenomena ini dapat menghasilkan yang lebih baik lagi.

Baca Juga: Sebut Video Syur Mirip Gisel adalah Hasil Rekam Ulang, Roy Suryo: Apakah Ada Maksud Terselubung? 

Melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) terus memacu inovasi teknologi tanaman hias guna mendongkrak kualitas dan volume ekspor sekaligus menambah devisa negara.

Selain itu, berbagai varietas unggul tanaman hias yang dihasilkan melalui penelitian juga akan memberi dampak luas serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya terus melakukan terobosan salah satunya dengan ekspose inovasi tanaman hias yang memiliki potensi tinggi untuk dapat tumbuh di alam Indonesia, baik dataran tinggi maupun rendah.

Saat ini, Indonesia memiliki berbagai varietas khas tanaman hias yang sangat dibutuhkan bahkan diminati hampir seluruh negara di dunia seperti Jepang, Asia, negara Arab, Inggris, Eropa maupun di negara-negara benua Amerika.

Baca Juga: Putuskan Jalan Sendiri-sendiri karena Beda Prinsip, Reza Surya Curhat Masih Sayang dengan Ria Ricis

"Pengembangan ekspor sementara kita tata makin kuat dan makin produktif, seperti bunga krisan kita sudah menghasilkan devisa besar. Kementan juga melakukan inovasi bunga krisan yang tadinya hanya bisa ditanam di dataran tinggi kini sudah bisa ditanam di dataran rendah," demikian ujar Mentan Syahrul pada acara ekspose inovasi tanaman hias di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Balitbangtan, Cipanas, Kamis 12 November 2020.

Syahrul mengatakan pengembangan tanaman hias ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong ekspor komoditas unggulan sebagai sumber devisa.

Di antara tanaman hortikultura yang dikembangkan secara komersial di Indonesia, tanaman florikultura memiliki potensi ekspor yang sangat tinggi.

Baca Juga: Sebut Video Syur Mirip Gisel adalah Hasil Rekam Ulang, Roy Suryo: Apakah Ada Maksud Terselubung? 

Pada saat ini preferensi pasar internasional, mulai berubah ke arah tanaman hias tropis.

"Hal ini memberi peluang bagi para pengusaha di dalam negeri, mengingat potensi pengembangan tanaman hias tropis di Indonesia sangat tinggi karena Indonesia memiliki kekayaan genetik florikultura yang terbesar di dunia," katanya.

"Pengembangan industri florikultura memerlukan dukungan inovasi secara berkelanjutan yang berupa Varietas Unggul Baru dan teknologi pendukungnya. Ketersediaan inovasi unggul merupakan faktor kunci dalam pengembangan subsektor florikultura," tutur Syahrul.

Lebih lanjut, Syahrul menyebutkan ke depan, Kementan akan melakukan sebuah langkah yang lebih besar dalam menghadirkan berbagai aktivitas komoditi pertanian yang makin terarah, makin maju dengan berbagai hasil riset, kemudian makin modern.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah di Tengah Konflik Islam dan Prancis, Stasiun TV Tiongkok Tayangkan Gambar Nabi? 

Langkah ini tentunya merupakan bagian-bagian dari upaya-upaya untuk memandirikan masyarakat sehingga bisa bertumbuh dengan baik di seluruh Indonesia.

"Litbangtan menjadi penting untuk saya. Negara yang tertinggal itu karena Litbangnya yang tertinggal. Kenapa Jepang bisa lebih baik, kenapa Taiwan risetnya lebih baik, karena memiliki penelitian lebih berkualitas karena negara memfasilitasi sehingga riset itu makin berkembang dan itu menjadi ukuran," tuturnya.

Selain itu, tegas Syahrul, di tengah Pandemi Covid 19, pertumbuhan ekspor komoditas pertanian dan pertanian menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi untuk perekonomian Indonesia.

Oleh karena itu, sektor pertanian memiliki kekuatan yang sangat besar dan sektor yang paling siap untuk menunjang pertumbuhan ekonomi makro.

Baca Juga: Tega Sebarkan Video Asusila Mirip Gisel, Polisi Ungkap Motif Pelaku: Demi Give Away

"Jika mau buat pesawat atau mau buat mobil atau kalau mau buat televisi masih panjang (lama) itu sehingga yang paling siap itu adalah pertanian saat ini. Karena itu, riset menjadi sesuatu yang utama memajukan pertanian yang berdaya saing," ucap syahrul yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Kementan RI.

"Melalui ekspose inovasi tanaman hias ini, para stakeholder dapat berkomunikasi yang ditindaklanjuti dengan inisiasi kerjasama di bidang pengembangan inovasi, termasuk komersialisasi teknologi," kata Syahrul.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Kementan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah