Haedar menghimbau agar semua tokoh tetap memberikan teladan yang terbaik. Mengerahkan massa di momen pandemi justru tidak mencerminkan inti ajaran Islam.
"Maka komitmen Muhammadiyah di bidang kesehatan adalah tetap menjaga pandangan dan nilai-nilai kesehatan itu menjadi alam pikiran masyarakat. Jika Muhammadiyah menyuarakan agar masyarakat, umat, bangsa untuk tetap patuh, juga sebagai panggilan ke-Islaman, dakwah dan keagamaan untuk hifzun nafs (menjaga kehidupan)," tuturnya.
Baca Juga: Kritik Penanganan Pandemi di Indonesia, dr. Tirta: Taiwan Belum Ada Vaksin, 200 Hari Terkontrol
"Jika bulan ini kita memperingati nabi agung Muhammad, nabi kita adalah nabi yang uswah hasanah. Jika kita mengaku sebagai pengikut nabi, maka tunjukkan, buktikan, dan wujudkan uswah hasanah itu termasuk dalam keagamaan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kalau ada sebagian dari warga, atau umat kita yang tidak memberikan contoh, maka berilah contoh oleh Muhammadiyah," sambungnya.
Senada dengan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, dia juga meminta Satgas Penanganan Covid-19 untuk tegas menegur pihak-pihak yang melakukan pengumpulan massa di tengah pandemi.
Termasuk, kegiatan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang kerap mengundang kerumunan massa.
Baca Juga: Mahfud MD: Pemerintah Sesali Terjadinya Pelanggaran Protokol Kesehatan di Acara HRS
"Aparatur pemerintah, khususnya Satgas Covid-19, seharusnya berani menegur dan menertibkan semua acara yang tidak mematuhi protokol, termasuk acara Habib Rizieq Shihab," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama Haedar turut menyampaikan bahwa mematuhi protokol kesehatan di dalam masa bahaya pandemi adalah inti ajaran Islam.
"Menjaga satu nyawa sama dengan menjaga seluruh nyawa manusia, mengabaikannya berarti mengabaikan seluruh jiwa manusia. Sikap Muhammadiyah seperti ini murni pandangan keagamaan yang bersandar pada ilmu pengetahuan agar kita segera keluar dari pandemic Covid-19. Karena itu jangan pernah longgar," ucapnya.