Komentar Tsamara Amany pun tak pelak diserbu cuitan dari warganet lain.
"Fanatis agama dan fanatisme nasionalsme tu sama aja, dan sah2 saja. Yg salah tu mengklaim hanya fanatisme versi kita yg benar, sementara yg lain salah," kata akun @srytmn.
Baca Juga: Insiden Mobil Ayla vs CBR 1000 RR Berakhir Damai, Pemilik Motor Tak Tega Lihat Ekonomi si Penabrak
"Sindiran ke semua pihak, salah satu pesan terpenting dalam buku ini demokrasi bisa mati secara perlahan atau secara instan lewat berbagai indikator, ada berbagai model tiran dari Alberto Fujimori yang pelan - pelan mengerogoti demokrasi Peru, ada juga Hugo Chavez yang sebaliknya," ujar akun @ramadhani_dy.
"Semoga beliau bisa membaca poin tsb dan menjadi sadar kalau selama ini keliru," kata akun @RudyWasono.
"Waduh, si bapak salah baca buku dong mbak @TsamaraDKI ...," kata akun @pujis25.
Baca Juga: Tandai Kesiapan Revolusi Industri 4.0, UNJ 'Ubah' Mahasiswanya Jadi Robot untuk Diwisuda
"Waduh ini bapak baca kisahnya sendiri kalo begitu kakak...!" ucap akun @najibson5.
"Dia nyindir diri sendiri mungkin." ujar akun @Tegyhc172.