Anies Baswedan 'Sarapan' Buku How Democracies Die, Tsamara Amany: Menarik Memang

- 22 November 2020, 13:27 WIB
Anies Baswedan menikmati akhir pekan dengan membaca buku berjudul "How Democracies Die" yang ditulis Steven Levitsky.
Anies Baswedan menikmati akhir pekan dengan membaca buku berjudul "How Democracies Die" yang ditulis Steven Levitsky. /@aniesbaswedan/Twitter

PR BEKASI - Akhir pekan bisa menjadi salah satu waktu terbaik untuk rehat sejenak hari hiruk-pikuk rutinitas.

Bagi sebagian orang, membaca buku menjadi opsi saat bersantai pada akhir pekan. Seperti halnya yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Mantan menteri Pendidikan itu, menunggah foto yang menunjukkan ia sedang membaca buku di akun Twitter-nya (@aniesbaswedan). Buku berjudul "How Democracies Die" menjadi santapan Minggu pagi, 22 November 2020.

Baca Juga: Video Lama Viral Lagi Usai Usulan Pangdam, Habib Rizieq: FPI Dibubarkan, Besok Saya Bentuk Lagi!

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," cuit Anies Baswedan.

Lantas, warganet banyak merespons Anies itu, salah satunya, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany (@TsamaraDKI).

Tsamara Amany menyebutkan poin menarik dalam sebuah buku yang dipegang oleh Anies Baswedan yakni "gatekeeping" partai politik.

Baca Juga: MTQ ke-52 Tingkat Kabupaten Bekasi Segera Digelar, Cikarang Pusat Jadi Tuan Rumahnya

"Salah satu poin menarik dalam buku ini adalah pentingnya proses ‘gatekeeping’ partai politik agar seorang tiran yang mengandalkan massa & fanatisme tidak terpilih menjadi Presiden. Menarik memang," cuit Tsamara Amany.

Komentar Tsamara Amany pun tak pelak diserbu cuitan dari warganet lain.

"Fanatis agama dan fanatisme nasionalsme tu sama aja, dan sah2 saja. Yg salah tu mengklaim hanya fanatisme versi kita yg benar, sementara yg lain salah," kata akun @srytmn.

Baca Juga: Insiden Mobil Ayla vs CBR 1000 RR Berakhir Damai, Pemilik Motor Tak Tega Lihat Ekonomi si Penabrak

"Sindiran ke semua pihak, salah satu pesan terpenting dalam buku ini demokrasi bisa mati secara perlahan atau secara instan lewat berbagai indikator, ada berbagai model tiran dari Alberto Fujimori yang pelan - pelan mengerogoti demokrasi Peru, ada juga Hugo Chavez yang sebaliknya," ujar akun @ramadhani_dy.

"Semoga beliau bisa membaca poin tsb dan menjadi sadar kalau selama ini keliru," kata akun @RudyWasono.

"Waduh, si bapak salah baca buku dong mbak @TsamaraDKI ...," kata akun @pujis25.

Baca Juga: Tandai Kesiapan Revolusi Industri 4.0, UNJ 'Ubah' Mahasiswanya Jadi Robot untuk Diwisuda

"Waduh ini bapak baca kisahnya sendiri kalo begitu kakak...!" ucap akun @najibson5.

"Dia nyindir diri sendiri mungkin." ujar akun @Tegyhc172.

Editor: Ikbal Tawakal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x