Baca Juga: Bukti Nyata Langgar Prokes, Kemenkes: 80 Orang Positif Covid-19 dari Kerumunan Petamburan
Budiman menambahkan, aktivis 1998 bukan demokrat yang 'baik' jika indikator demokrasi yang baik adalah mendukung Habib Rizieq.
"Saat generasi kami memperjuangkan demokrasi, kami tak berandai2 kesempurnaan tp terus memperbaiki. Bahkan bisa mengantar bpk 2 kali jd Wapres. Jika ukurannya mendukung orang2 kesayangan pak JK yg tak cakap, kami bukan demokrat yg 'baik'," ujar Budiman Sudjatmiko
Sebagai informasi, kerumunan massa yang terjadi pekan lalu yang melibat Habib Rizieq Shihab dan massa simpatisannya berbuntut panjang.
Baca Juga: Jalur Gaza Kembali Dijatuhi Rudal pada Minggu Pagi, Hamas: Israel yang Paling Bertanggung Jawab
Peristiwa itu berbuntut pada pencopotan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi dari jabatan mereka karena dinilai lalai dalam menegakkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Saat generasi kami memperjuangkan demokrasi, kami tak berandai2 kesempurnaan tp terus memperbaiki. Bahkan bisa mengantar bpk 2 kali jd Wapres. Jika ukuran baiknya demokrasi itu dgn mendukung orang2 kesayangan pak JK yg tak cakap, kami BUKAN demokrat yg "baik" https://t.co/5nIJF6FKYh— Budiman Sudjatmiko (IG: budimaninovator) (@budimandjatmiko) November 21, 2020
Usai kejadian itu, TNI dan Polri turun untuk mencopot baliho Habib Rizieq di sejumlah wilayah.***