PR BEKASI - Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, salah satu sunnah muakad, yakni sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan adalah melaksanakan ibadah salat tarawih.
Karena, salat sunnah tarawih hanya dapat dilaksanakan selama bulan puasa Ramadhan.
Selain itu, jumlah rakaat yang dilaksanakan di dalam salat tarawih mempunyai perbedaan.
Baca Juga: Ramadhan Pertama Bareng Indah Permatasari, Arie Kriting: Alhamdulillah, Saya Sangat Bahagia
Ada yang melaksanakannya dengan salat tarawih sebanyak 8 rakaat dan ditambahkan salat witir 3 rakaat, hingga total 11 rakaat.
Akan tetapi, ada juga yang mendirikan salat tarawih dengan 20 rakaat ditambahkan dengan witir 3 rakaat, dan totalnya 23 rakaat.
Berapa pun rakaat yang dipilih tersebut, tidak ada larangan dalam menjalankan ibadah salat tarawih.
Baca Juga: KKB Tewaskan 2 Guru dan Bakar 12 Ruang Sekolah di Papua, Kerugian Capai Rp7,2 Miliar
Namun, bagi seorang imam salat terkadang mereka menemui kesulitan dalam menentukan surat apa yang hendak digunakan dalam tarawih.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, berikut salah satu pilihan yang dapat dilafalkan dalam melaksanakan salat tarawih, yakni surat pendek AD-Dhuha yang merupakan surat Makkiyah, dan mempunyai 11 ayat.
Ad-Dhuha memiliki arti waktu matahari sepenggalan naik, dinamakan sebagai Ad-Dhuha karena Allah SWT bersumpah dengan waktu matahari sepenggalan naik (dhuha) di permulaan surat.
Tema utama dalam surat Ad-Dhuha adalah perhatian yang diberikan Allah SWT kepada Nabi-Nya.
Berikut Surat Ad-Dhuha, beserta latin dan terjemahannya.
وَالضُّحٰىۙ (1)
waḍ-ḍuḥā
Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah).
وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ (2)
wal-laili iżā sajā
dan demi malam apabila telah sunyi.
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ (3)
mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā
Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu.
Baca Juga: Enam Buah-buahan Ini Cocok Dikonsumsi saat Buka Puasa dan Sahur di Bulan Ramadhan
وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ (4)
wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā
dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ (5)
wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā
Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.
اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ (6)
a lam yajidka yatīman fa āwā
Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu).
Baca Juga: Langgar Lockdown, Pria Ini Meninggal Setelah Mendapat Hukuman 300 Kali Squat Jump
وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ (7)
wa wajadaka ḍāllan fa hadā
dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ (8)
wa wajadaka 'ā`ilan fa agnā
dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ (9)
fa ammal-yatīma fa lā taq-har
Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.
Baca Juga: Sindir SBY, Uki: Sediktatornya Pak Suharto, Dia Gak Pernah Daftarin Lambang Golkar atas Nama Pribadi
وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ (10)
wa ammas-sā`ila fa lā tan-har
Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).
وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ (11)
wa ammā bini'mati rabbika fa ḥaddiṡ
Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).***