Jokowi Ingin Sekolah Tatap Muka Tak Lebih 2 Hari Seminggu dan 2 Jam Pertemuan

8 Juni 2021, 02:11 WIB
Presiden Jokowi bicarakan soal sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19. /Instagram/@jokowi

PR BEKASI - Presiden Jokowi meminta agar sekolah tatap muka dilakukan secara hati-hati dengan jumlah maksimal kehadiran adalah 25 persen dari total murid.

Hal tersebut ditegaskan oleh Budi Gunadi di Kantor Presiden Jakarta, Senin, Juni 2021. Dalam konferensi pers yang juga dihadiri oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito.

"Bapak presiden tadi mengarahkan, pendidikan tatap muka yang nanti akan dimulai harus dijalankan dengan ekstra hati-hati. Tatap muka dilakukan secara terbatas. Pertama hanya boleh maksimal 25 persen dari total murid," ujar Budi.

Baca Juga: Kemendikbud Bolehkan Sekolah Tatap Muka, 10 Sekolah di Jakarta Pusat Ini Lakukan Uji Coba

"Tidak boleh lebih dari dua hari seminggu, setiap hari maksimal hanya dua jam," ujar Budi Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Selanjutnya porsi menghadirkan anak didik ke sekolah tetap ditentukan oleh orang tua dan semua guru sudah harus selesai divaksinasi sebelum dimulai.

"Jadi mohon kepada kepala daerah karena vaksin kita kirim ke daerah, prioritaskan guru dan lansia, guru harus sudah divaksinasi sebelum tatap muka terbatas dilaksanakan," ujar Budi.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka secara Terbatas Diperbolehkan, Begini Kata Mendikbud

Pemerintah pusat menargetkan pembelajaran tatap muka secara terbatas bisa dimulai pada Juli 2021.

Budi juga mengimbau bagi seluruh kepala daerah untuk memastikan penerapan protokol kesehatan.

Protokol kesehatan yang diterapkan diantaranya memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan harus diperketat dan dijelaskan dengan baik.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Segera Dibuka Kembali, Satgas Covid-19: Tetapi Harus Lewat 5 Tahapan Ini

"Kedua juga, kepastian testingnya, lakukan testing dengan disiplin dan saya minta dilaporkan secara lengkap dengan demikian kita bisa lakukan Langkah antisipasi kalau ada yang terkena," kata Budi.

Ia juga berharap agar "tracing" tidak ditolak serta menerapkan isolasi mandiri. "Jadi tolong secara swadaya sudah banyak daerah yang punya tempat isolasi mandiri," ungkap Budi.

Sebelumnya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan pembelajaran tatap muka akan dilakukan setelah vaksinasi terhadap guru dan tenaga kependidikan tuntas.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Bisa Jadi Blunder Bagi Nadiem Makarim, PKS Beri 3 Catatan yang Harus Disiapkan

Pembelajaran tatap muka bakal dimulai dari PAUD dan SD lalu bertahap hingga pendidikan tinggi.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler