Disinggung Jokowi, Nadiem Makarim Paparkan 5 Strategi Tingkatkan Pendidikan Indonesia

3 April 2020, 18:00 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim memberi keterangan jarak jauh. //Sekretariat Kabinet

PIKIRAN RAKYAT – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan sistem pendidikan yang dianut Indonesia harus terus dikembangkan dan diperbaiki dalam berbagai sisi terutama di area literasi yang kini mengalami penurunan.

Kondisi tersebut terbukti melalui data dari Programme for International Student Assessment (PISA) yang merupakan asesmen global pemetaan terhadap berbagai sistem pendidikan di sejumlah negara berupa uji coba pada anak berusia 15 tahun.

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa hasil survei PISA telah menunjukkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia telah berubah menjadi lebih inklusif, terbuka, dan meluas aksesnya selama 18 tahun terakhir.

Jokowi memapaparkan 3 masalah yang harus diatasi pada sistem pendidikan kita saat ini. Pertama, masih rendahnya persentase murid berprestasi.

Baca Juga: Betah di Rumah Lawan Corona, Lakukan 3 Olahraga Ini Intensif untuk Jaga Kesehatan 

Kedua, masih tingginya persentase siswa yang mengulang kelas, yakni sebesar 16 persen dan ketiga tingginya tingkat ketidakhadiran siswa di kelas.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Nadiem menjelaskan Kemendikbud kini telah menyiapkan 5 strategi yang komprehensif.

Hal ini dipersiapkan guna meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia sehingga targetnya pada tahun 2024 atau 2025 mendatang saat tes PISA berikutnya sistem pendidikan Indonesia akan mengalami peningkatan.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Sekretaris Kabinet RI, strategi pertama yakni meningkatkan sistem pendidikan Indonesia dengan mengubah standar penilaian di setiap institusi pendidikan.

Baca Juga: Terkena Imbas Virus Corona, Harga Emas PT Antam Semakin ‘Berkilau’ 

Nadiem menjelaskan penghapusan program UN yang diganti dengan asesmen kompetensi yang mengacu pada karakter maka sekolah dapat dengan mudah mendapat gambaran norma, kesehatan mental, kesehatan moral, dan kesehatan pada anak-anak di masing-masing sekolah.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi yang akan memanfaatkan momentum saat ini untuk mengevaluasi standar pendidikan dasar dan menengah di Indonesia.

Kedua Kemendikbud akan memberikan fleksibiltas dan otonomi dalam penggunaan anggaran untuk meminimalisir beban administrasi siswa.

Caranya dengan memfasilitasi teknologi yang menunjang sehingga nantinya para siswa akan fokus terhadap proses pembelajaran oleh guru di sekolah.

Baca Juga: Dampak Buruk WFH di Tempat Tidur 

Ketiga Kemendikbud siap meningkatkan kualitas para guru dengan membuka program pendidikan profesi guru agar nantinya bisa menerapkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan perkembangann siswa.

Pendidikan profesi guru tersebut nantinya cenderung didominasi oleh praktek dengan sedikit teori.

Keempat yakni melakukan transformasi pengajaran yang harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Upaya ini untuk mendukung target siswa berprestasi di kisaran 15 sampai 20 persen di 2030 nanti.

Nadiem menilai kurikulum yang diterapkan di sekolah harus disederhanakan dan dibuat lebih fleksibel dengan tetap berorientasi pada kompetensi siswa serta didukung metode yang membantu segmentasi pembelajaran.

Baca Juga: Update Virus Corona di Indonesia: 134 Orang Telah Sembuh dari 1.986 Kasus Positif 

“Tidak semua murid harus mengerjakan suatu hal yang sama, bila satu kelas pun murid-murid dengan tingkat kemampuan yang berbeda bisa mengerjakan misalnya PR yang berbeda atau proyek yang berbeda,” tuturnya.

Kelima Kemendikbud akan melibatkan masyarakat dari berbagai organisasi, perusahaan yang bergerak di bidang pendidkan hingga education technology untuk mewujudkan peningkatan kualitas pembelajaran siswa.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: setkab

Tags

Terkini

Terpopuler