Ilmuwan Perkirakan Umur Pusat Bumi hingga Kapan Bumi Mendingin dan Mengkristal

8 September 2020, 09:30 WIB
Ilustrasi: Dalam eksperimen itu diungkapkan bahwa umurnya berkisar antara satu sampai 1.3 miliar tahun. /PIXABAY/

PR BEKASI - Para ilmuwan telah membuat perkiraan baru tentang berapa umur dari pusat bumi hingga saat ini.

Dalam eksperimen baru itu, para peneliti mensimulasikan kondisi di pusat bumi menggunakan sebuah ruangan di laboratorium dan menggunakan eksperimen itu untuk meningkatkan pemahaman publik tentang berapa umur pusat bumi yang sebenarnya.

Dalam eksperimen itu diungkapkan bahwa umurnya berkisar antara satu sampai 1.3 miliar tahun.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik Bekasi Hari Ini, Selasa, 8 September 2020

Tentu hasil ini berbeda dengan perkiraan sebelumnya, yaitu 1.3 sampai 4.5 miliar tahun. Tapi perkiraan tersebut jauh lebih tua dibandingkan dengan studi baru-baru ini, yang mengungkapkan bahwa usia pusat bumi hanya 565 juta tahun.

Selain dapat memperkirakan usia pusat Bumi, eksperimen ini juga dapat membantu menjelaskan proses apa saja yang terjadi di dalam Bumi.

Lalu dapat memberikan informasi baru tentang bagaimana inti Bumi menghantarkan panas, serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang memberi daya pada geodinamika Bumi.

Baca Juga: Covid-19 Jangkit Staf Kantor KUA Yogyakarta, Wakil Wali Kota Alihkan Pelayanan ke Kantor Kemenag

Geodinamika adalah sebuah mekanisme yang menjaga medan magnet Bumi berada tetap di tempatnya yang memiliki berbagai fungsi, mulai dari kompas sampai sebagai alat pelindung bumi dari sinar kosmik yang berbahaya.

"Orang-orang sangat penasaran dan bersemangat untuk mengetahui asal usul geodinamika dan kekuatan medan magnet Bumi, karena semua berkontribusi pada kelangsungan hidup planet," kata Jung-Fu Lin, profesor di The University of Texas di Austin Jackson School of Geosciences yang memimpin proyek tersebut, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Independent, Selasa, 8 September 2020.

Pusat Bumi terdiri dari inti dalam yang berisi besi padat dan inti luar yang berisi besi cair. Para peneliti telah mencoba untuk melihat cara besi tersebut mentransfer panas untuk memahami informasi lainnya tentang inti, termasuk berapa umur inti padat tersebut.

Baca Juga: Dinyatakan Positif Covid-19, Kylian Mbappe Sempat Latihan Bersama Timnas Prancis Sebelum Pengumuman

Perkirakaan konduktivitas dari besi itu sangat bervariasi, sama halnya dengan perkiraan usia dari besi tersebut.

Untuk lebih memahami proses tersebut, para peneliti menciptakan kembali kondisi yang serupa seperti di dalam inti Bumi, di mana tekanannya setara dengan satu juta atmosfer dan suhunya bisa hampir sepanas Matahari.

Mereka melakukannya dengan memanaskan besi dengan laser kemudian memadatkannya di antara diamond anvil cells.

Baca Juga: Indonesia Diambang Resesi, Menkeu: Konsumsi, Investasi, dan Ekspor adalah Kunci Pertumbuhan Ekonomi

Eksperimen yang dilakukan dua tahun lamanya itu menunjukkan bahwa material tersebut kurang konduktif hingga 50 persen dari perkiraan awal.

Hal ini membuat para ilmuwan percaya bahwa geodinamika pada awalnya ditopang oleh konveksi termal, dan kemudian dibantu oleh proses yang disebut konveksi komposisi, dengan setiap mekanisme bekerja sama untuk menghasilkan medan magnet Bumi.

Penemuan itu membantu para peneliti membuat gambaran kapan Bumi akan mendingin hingga ke inti dan mengkristal menjadi padat.

Baca Juga: Abdul Malik Fadjar Wafat, Mahfud MD dan Haedar Nashir Doakan Almarhum

Menggunakan pemahaman tersebut itulah para peneliti dapat sampai pada perkiraan baru mereka tentang usia pusat Bumi.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: The Independent

Tags

Terkini

Terpopuler