Pertama Kali, NASA Daratkan Pesawatnya di Asteroid demi Dapatkan Sampel Puing Kosmik

22 Oktober 2020, 06:40 WIB
Pesawat luar angkasa OSIRIS-REx NASA bersiap untuk menyentuh permukaan asteroid Bennu. /NASA / Goddard / University of Arizona/

PR BEKASI - Pesawat ruang angkasa NASA untuk pertama kalinya mendarat di objek asteroid pada Selasa, 20 Oktober 2020.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Beksi.com dari The Guardian pada Rabu, 21 Oktober 2020, pendaratan tersebut bertujuan mengumpulkan segenggam sampel puing-puing kosmik untuk kemudian kembali ke Bumi.

Diketahui, ini merupakan pertama kalinya bagi Amerika Serikat mampu mengambil sampel tersebut.

Sebelumnya, hanya Jepang yang memiliki sampel asteroid.

Baca Juga: Rugikan Negara Rp2,9 Miliar, Buronan Korupsi Bandara di Maluku Ditangkap Kejaksaan

"Pendaratan diumumkan," kata seorang pengawas penerbangan mengumumkan dengan sorak-sorai dan tepuk tangan.

"Pengambilan sampel sedang berlangsung," kata pengawas tersebut menambahkan.

Sementara, konfirmasi datang dari pesawat ruang angkasa Osiris-Rex saat menyentuh permukaan asteroid Bennu lebih dari 200 juta mil jauhnya.

Namun, kemungkinan seminggu kemudian baru dapat diketahui para ilmuwan seberapa banyak sampel yang dibawa dan apakah perlu pengambilan lain. Jika berhasil, Osiris-Rex akan mengembalikan sampel tersebut pada tahun 2023 mendatang.

Baca Juga: Rahasia Kesuksesan BTS Tembus Industri Musik AS, Brad Navin: Hal Utama, Selalu tentang Penggemar

“Saya tidak percaya kami benar-benar melakukan ini,” kata pemimpin ilmuwan Dante Lauretta dari Universitas Arizona. 

"Pesawat luar angkasanya melakukan semua yang harus dilakukannya," katanya, menambahkan.

Osiris-Rex membutuhkan waktu 4 1/2 jam untuk turun dari orbitnya yang sempit di sekitar Bennu, mengikuti perintah yang dikirim sebelumnya oleh pengontrol darat di dekat Denver.

Sementara, gravitasi Bennu terlalu rendah untuk mendaratkan pesawat luar angkasa - asteroid hanya berukuran 510 meter.

Akibatnya, ia harus menjangkau dengan lengan robot sepanjang 3,4 meter dan berusaha meraih setidaknya 2 ons (60 gram) kepingan Bennu.

Baca Juga: Terbukti Bersalah, Mahkamah Agung Pecat 16 Oknum Anggota TNI yang Terlibat LGBT

Operasi pada Selasa, 20 Oktober 2020 kemarin dianggap sebagai bagian paling mengerikan dari seluruh misi tersebut, yang dimulai dengan peluncuran dari Cape Canaveral pada tahun 2016 silam.

Para ilmuwan menginginkan setidaknya 2 ons (60 gram) dan idealnya, mendekati 4 pon (2 kilogram) bahan hitam Bennu yang rapuh, kaya karbon - diduga mengandung bahan penyusun tata surya kita.

Gambar yang diambil selama operasi akan memberi anggota tim gambaran umum tentang jumlah jarahan, mereka akan menempatkan pesawat luar angkasa melalui serangkaian putaran pada hari Sabtu untuk pengukuran yang lebih akurat.

Kepala misi sains NASA, Thomas Zurbuchen, menyamakan Bennu dengan Batu Rosetta.

Baca Juga: Bejat! Mengaku Bisa Obati Covid-19, Dukun Ini Cabuli 10 Orang Pasien Perempuan

"Sesuatu yang ada di luar sana dan menceritakan sejarah seluruh Bumi kita, tentang tata surya, selama miliaran tahun terakhir." katanya.

Selain itu, manfaat lainnya yakni Bennu yang mengorbit matahari, yang berayun di Bumi setiap enam tahun, memiliki peluang kecil untuk menabrak Bumi di akhir abad mendatang. Ini tidak akan mengakhiri hidup di bumi.

Namun, semakin banyak ilmuwan yang mengetahui tentang jalur dan sifat batuan antariksa yang berpotensi berbahaya seperti ini kita semua semakin aman.

Osiris-Rex dapat melakukan dua manuver sentuh-dan-pergi lagi jika sampel hari Selasa tidak cukup.

Baca Juga: Butuh Kepastian Figur Daerah, Puan Maharani Dorong Pilkada 2020 Tetap Dilaksanakan

Terlepas dari berapa banyak percobaan yang dilakukan, sampel tidak akan kembali ke Bumi hingga tahun 2023 mendatang untuk menyelesaikan pencarian senilai $800 lebih juta. Kapsul sampel akan terjun payung ke gurun Utah.

“Itu akan menjadi hari besar lainnya bagi kami. Tapi ini benar-benar peristiwa besar dari misi sekarang,” kata ilmuwan NASA Lucy Lim.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler