Berhasil Petakan Galaksi Bima Sakti, Para Astronom Ungkap Tujuan dari Proyek Tersebut

- 7 Desember 2020, 10:01 WIB
Ilustrasi Peta 3D Galaksi Bima Sakti.
Ilustrasi Peta 3D Galaksi Bima Sakti. /Gaia/ ESA/

PR BEKASI - Proyek ambisius dari para astronom akhirnya terwujud. Sebuah peta 3D (tiga dimensi) dari Galaksi Bima Sakti berhasil diciptakan.

Peta 3D Bima Sakti ini diklaim sebagai pencapaian yang menjanjikan untuk memberi penjelasan baru tentang bagaimana cara kerja galaksi dan mengungkap misteri alam semesta yang lebih luas.

Data Peta elektronik tersebut berasal dari kumpulkan data yang dikumpulkan oleh Observatorium Gaia, Badan Antariksa Eropa (ESA).

Baca Juga: Soal Deklarasi Papua Barat Merdeka, Sherly Annavita: Jangan Anggap Remeh atau Kita Akan Terlambat

Gaia telah memindai langit selama tujuh tahun, sejak diluncurkan pada 2013 dari Kourou, Guyana, Prancis.

Peta tersebut diklaim cukup detail bagi para astronom, sehingga memungkinkan mereka untuk mengukur percepatan Tata Surya bergerak dan menghitung massa galaksi.

Mereka berharap, suatu saat nanti akan memberikan petunjuk tentang bagaimana Tata Surya terbentuk dan laju di mana alam semesta pertama kali tercipta.

Baca Juga: Felix Siauw Kritik Juliari yang Maling Uang Rakyat: Mamah Minta Tas Baru, Anak Pengen Mobil Sport

Nicholas Walton, anggota tim sains ESA Gaia di Institute of Astronomy di Cambridge, membandingkan upaya untuk mengisi kekosongan pada peta lama dengan menandai wilayah yang tidak diketahui tersebut dengan pernyataan "di sini ada naga".

"Apa yang sebenarnya kami lakukan di sini adalah mendapatkan peta Galaksi Bima Sakti yang sangat mendetail dalam tiga dimensi, serta bintang-bintang di luar beberapa ratus tahun cahaya," katanya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Guardian, Senin, 7 Desember 2020.

Dengan memetakan posisi dan pergerakan bintang-bintang, satelit ini telah mengungkap proses destruktif di ujung Bima Sakti.

Baca Juga: Ustaz Maaher Menangis, Gus Nadir: Kita Ini Manusia yang Lemah

Aliran samar bintang yang terlihat di antara dua galaksi di dekatnya adalah bukti bahwa Awan Magellan Besar yang lebih masif terus melahap Awan Magellan yang lebih kecil.

Diketahui bagian yang sering diamati Gaia adalah quasar, benda yang sangat jauh dan sangat terang.

Quasar ditenagai oleh lubang hitam yang bermassa satu miliar kali massa matahari.

Baca Juga: Diskusinya dengan Effendi Gazali Kena Tegur, Deddy Corbuzier Malam-malam Telepon Susi Pudjiastuti

Dengan mengukur pergerakan tata surya relatif terhadap fakta ini, data Gaia menunjukkan tata surya jatuh menuju pusat Bima Sakti dengan percepatan sekitar tujuh milimeter per detik setiap tahun.

Gaia dikenal sebagai Galaxy Surveyor, karena mengorbit planet dari posisi stabil secara gravitasi.

Posisi tersebut dikenal sebagai titik Lagrange, berada di atas 930.000 mil dari Bumi, menghadap ke arah yang berlawanan dengan matahari.

Baca Juga: Optimisme Vaksin Sinovac, Airlangga Hartarto: Vaksinasi Dapat Bangun Rasa Aman dan Kepercayaan Diri

Selama tujuh tahun terakhir, wahana ini telah mengukur posisi dan kecepatan hampir dua miliar bintang.

Selain mengungkap jejak konsumsi kosmik, data yang ada memungkinkan para astronom untuk mengumpulkan distribusi materi di Bima Sakti, dari situ mereka akan memperkirakan massanya secara langsung.

Titik-titik lagrange adalah daerah di ruang angkasa yang gaya gravitasi cenderung membuat benda diam. Untuk observatorium Gaia, ini berarti diperlukan bahan bakar minimum untuk mempertahankan lokasinya.

Baca Juga: Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru Buat Panik Warga, BPBD: Masih Terpantau Aman

Orbit yang jauh memiliki keuntungan lain bagi proses pengamatan yakni cukup jauh dari Bumi, sehingga terhindar dari polusi cahaya yang merusak dapat mengganggu proses pengamatan bintang-bintang.

Floor van Leeuwen, yang mengelola pemrosesan data untuk Gaia di Institute for Astronomy, mengatakan bahwa kumpulan data memungkinkan para astronom "secara forensik menganalisis bintang di lingkungan kita, dan menangani pertanyaan penting tentang asal mula dan masa depan galaksi kita".

"Selama ribuan tahun, kita telah disibukkan dengan mencatat dan merinci bintang-bintang dan lokasinya yang tepat saat mereka memperluas pemahaman umat manusia tentang kosmos kita," kata Caroline Harper, kepala ilmu antariksa di Badan Antariksa Inggris.

Baca Juga: Ramai Ancaman Hukuman Mati Kasus Korupsi Bansos Covid-19, Firli Bahuri: Sedang Kami Dalami

"Gaia telah menatap langit selama tujuh tahun terakhir, memetakan posisi dan kecepatan bintang. Berkat teleskopnya, saat ini kami memiliki atlas tiga dimensi bintang-miliar paling detail yang pernah dibuat." sambungnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah