Jam Kerja Panjang Dapat Bunuh Ratusan Pekerja tiap Tahun, Begini Penjelasan WHO

- 17 Mei 2021, 10:50 WIB
WHO dalam studi terbarunya mengatakan bekerja dengan jam kerja yang panjang ternyata dapat membunuh ratusan ribu orang setiap tahun.
WHO dalam studi terbarunya mengatakan bekerja dengan jam kerja yang panjang ternyata dapat membunuh ratusan ribu orang setiap tahun. /REUTERS/Athar Hussain/

Baca Juga: Kewalahan Tangani Lonjakan Kasus Covid-19, WHO: Situasi di India Sangat Memilukan 

Studi bersama, yang dihasilkan oleh WHO dan Organisasi Perburuhan Internasional, menunjukkan bahwa sebagian besar korban (72 persen) adalah laki-laki dan berusia paruh baya atau lebih.

Seringkali, kematian terjadi jauh di kemudian hari, kadang-kadang beberapa dekade kemudian, daripada saat masih bekerja.

Itu juga menunjukkan bahwa orang yang tinggal di Asia Tenggara dan wilayah Pasifik yang mencakup China, Jepang dan Australia adalah yang paling terpengaruh.

Secara keseluruhan, penelitian yang mengambil data dari 194 negara tersebut mengatakan bahwa bekerja 55 jam atau lebih seminggu dikaitkan dengan risiko stroke 35 persen lebih tinggi.

Baca Juga: WHO: Pandemi Covid-19 Belum Dapat Berakhir Dalam Waktu Dekat

Selain itu, risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik 17 persen lebih tinggi juga dibandingkan dengan 35-40 jam kerja per pekan.

Studi tersebut mencakup periode 2000-2016, dan tidak termasuk pandemi Covid-19, tetapi pejabat WHO mengatakan lonjakan pekerja jarak jauh dan perlambatan ekonomi global akibat darurat Covid-19 mungkin telah meningkatkan risiko.

"Pandemi mempercepat perkembangan yang dapat mendorong tren peningkatan waktu kerja," kata WHO, memperkirakan bahwa setidaknya 9 persen orang bekerja dengan jam kerja yang panjang.

Staf WHO, termasuk ketuanya Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan mereka telah bekerja berjam-jam selama pandemi.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x