Jika ditotal jumlah bacaannya adalah 150 kali dalam ucapan dan 1.500 kebaikan dalam timbangan amal.
Membaca takbir 34 kali, tahmid dan tasbih masing-masing 33 kali menjelang tidur. Jika ditotal menjadi 100 kali dalam ucapan dan 1.000 kebaikan dalam timbangan.”
Mendengar hadits Rasulullah serentak para sahabat bertanya, “Mengapa dua hal yang mudah, namun sedikit yang menjalankan?” Rasulullah menjelaskan dalam lanjutan haditsnya:
يَأْتِيْ أَحَدَكُمْ فِيْ مَنَامِهِ فَيُنَوِّمُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُوْلَهُ وَيَأْتِيْهِ فِيْ صَلَاتِهِ فَيُذَكِّرُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُوْلَهَا إسناده صحيح
“Setan datang kepada salah satu dari kalian ketika tidur. Setan menidurkannya sebelum ia membaca dzikir tersebut (tasbih, tahmid, dan takbir). Dan ia (setan) datang dalam shalatnya kemudian mengingatkan hajat-hajatnya sebelum ia membaca dzikir tersebut.” Sanad hadits adalah shahih. (Syekh Nawawi, Al-Adzkar, Semarang: Pustaka ‘Alawiyah, hal. 68-69).
Dua perkara dalam hadits tersebut adalah membaca dzikir setelah selesai shalat fardhu dan menjelang tidur. Rasulullah menganggap bahwa amaliah ini adalah sangat mudah dan ringan. Namun hanya sedikit saja yang secara konsisten menjalankannya.
Hadirin rahimakumullah,
Surga dan neraka keduanya adalah makhluk Allah yang diciptakan sebagai tempat hunian terakhir bagi umat manusia. Tinggal siapa yang akan menjadi penghuni surga, dan siapa yang akan menghuni neraka, adalah hak prerogatif Allah merahmati hamba-hamba-Nya.