Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan.
Sebaliknya bila iman kita lemah dan terus berkurang, maka akan menjadi santapan empuk. Sebab setan hanya mempengaruhi orang yang mengambilnya sebagai pemimpin dan mempersekutukan Allah (An-Nahl; 100).
Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Lima Perbuatan yang Halangi Terkabulnya Doa
Sementara pada surat An-Naas ayat empat, setan akan membisikkan kejahatan secara tersembunyi. Ia adalah musuh yang ingin mencelakai dan memburu kita dengan senjata. Ia melihat manusia, sedangkan manusia tidak bisa melihatnya (Al-A’raf: 27).
Bahkan setan senang menghampiri hamba yang lalai berzikir kepada Allah.
Selanjutnya setan akan selalu membisikkan kejahatan ke dalam dada. Karena dari dada, lintasan pikiran, keinginan, kemauan dan niat muncul. Setan lalu menetap di dada, tinggal dalam hati, dan berjalan di aliran darah. Ia berasal dari golongan jin. Tapi ia punya teman dari golongan manusia.
Contoh setan manusia yakni orang kafir, komunis, perusak, provokator, penghasut, pendosa, penjajah, penghancur, penyusup, pengumpat dan pencela.
Beberapa ulama mengatakan, setan datang kepada kita dari setiap arah dan sisi. Kita disuruh murtad. Bila tidak mampu, ia menghiasi kita dengan pekerjaan buruk dan meyakinkan kita bahwa itu pekerjaan baik. Bila tak mampu, maka agar kita bermaksiat. Bila gagal, setan menyibukkan kita dengan ibadah wajib, dan meninggalkan amalan sunnah.
Misalnya pada sebagian malam kita diperintah salat, sebagai ibadah tambahan sekaligus diangkat ke tempat terpuji oleh Allah.