Tentu, Habil-lah yang tampak ikhlas karena berkurban dengan kambing pilihan terbaik miliknya. Bukan Qabil yang dengan tanaman buruk hasil panennya.
Ini juga mengindikasikan bahwa Qabil bukanlah seorang yang bertakwa dan taat kepada Allah SWT.
Benar saja, api turun dari langit dan menyambar kambing milik Habil. Sementara tanaman persembahan milik Qabil tidak.
Baca Juga: Tak ‘Pamer’ Hewan Kurban di Media Sosial, Cita Citata: Situasi Sedang Krisis
Artinya, kurban Habil diterima, sedangkan Qabil tidak.
Menyadari hal ini, Qabil pun tidak terima dan merasa iri dengan Habil. Dengan emosi, Qabil mengambil batu besar dan memukulkannya ke kepala Habil sampai meninggal.
Syekh Fakhruddin al-Razi menjelaskan yang artinya, “Allah ta’ala menerima kurban Habil dengan menurunkan api untuk menyambar kurban milik Habil. Kemudian Qabil membunuhnya karena merasa dengki.” (lihat al-Razi, Mafatih al-Ghaib, juz 11, hal. 204)
Hikmah dan Renungan
Pertama, ayat tersebut memiliki keterkaitan dengan ayat sebelumnya (QS. Al-Maidah (5): 26) yang menjelaskan tentang Bani Israil (Yahudi) yang membangkang kepada Nabi Musa.
Hikmahnya adalah pembahasan QS. Al-Maidah (5): 27 memberitahu kita bahwa karakter Bani Israil adalah zalim sebagaimana kezaliman Qabil terhadap saudaranya, Habil.