Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji menegaskan, banyak masyarakat yang kewalahan menyediakan akses internet bagi anak-anaknya.
Ubaid mengungkapkan, bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kuota internet masih menjadi barang yang mahal. Masyarakat masih banyak yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan akses internet untuk kebutuhan pendidikan anak-anak mereka.
Nadiem Makarim sendiri mengakui bahwa banyak tantangan dihadapi dalam PJJ di masa pandemi COVID-19 ini.
"Pertama adalah penyediaan sarana pembelajaran, kedua adalah pengadaan kuota, ketiga adalah penyederhanaan kurikulum, dan keempat adalah penerapan pendidikan karakter," kata Nadiem Makarim saat mengunjungi sejumlah sekolah di Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 30 Juli 2020.
Baca Juga: Foto Viral Jenazah Pasien Covid-19 Berdaster Berpolemik, MUI Beri Penjelasan
Menjawab tantangan tersebut, Nadiem Makarim menyatakan berkomitmen memperbaiki kualitas jaringan.
Sementara itu, dari sisi kurikulum, Kemendikbud menjawab bahwa dalam waktu dekat akan mengumumkan skema penyederhanaan kurikulum yang bisa diterapkan dalam kondisi darurat.
"Model pembelajaran saat ini mengedepankan unsur fleksibilitas, jadi sekolah bisa mengatur apa yang cocok untuk kondisi mereka. Lakukan yang terbaik untuk anak. Ketika saya melihat institusi sudah melakukan yang terbaik untuk anak, saya menghargai kreativitas tersebut," kata Nadiem Makarim ketika mengunjungi SMA Regina Pacis, Bogor.
Baca Juga: Puan Maharani Dorong Kerja Sama Indonesia-Turki, Berharap Vaksin Covid-19 Segera Ditemukan
Selain itu, Nadiem Makarim juga mengatakan bahwa tidak ada yang menginginkan PJJ. Dia mengklaim itu bukanlah kebijakan Kemendikbud.