"Saya berharap orang-orang yang berada di Transito Mataram sejak 2006 bisa kembali mendapatkan kehidupan yang normal. Demikian juga para pengungsi Syiah di Puspa Agro Sidoarto yang sudah berada di sana sejak 2013," kata Ahmad.
Ahmad, yang juga peraih penghargaan The Professor Charles Wendell Memorial Award dari University of California - Santa Barbara tahun 2013, berharap berbagai kelompok minoritas bisa mendapatkan hak yang sama sebagai warga negara.
Baca Juga: Jumlah Kasus Covid-19 Meningkat, Mutasi Virus D614G Corona Ditemukan di Indonesia
Sementara Ayu Savitri Nurinsiyah mendapatkan penghargaan lewat riset spesies keong darat di Jawa yang memiliki antimikroba dari protein lendir.
Ayu mengungkapkan bahwa penghargaan yang diterimanya akan menjadi pemicu untuk terus mengungkapkan keberagaman hayati Indonesia dan potensinya, sehingga dapat dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia.
Ayu, yang juga penerima L'Oreal-UNESCO For Women in Science 2019 berharap Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya hayati, dan sumber daya manusia bisa menjadikan dua kekuatan tersebut sebagai modal untuk menjadi negara dan bangsa yang maju dan mandiri.
Baca Juga: Diduga Terlibat Pembunuhan dan Konsumsi Narkoba, Bintang Film Dewasa Aubrey Gold Ditangkap Polisi
Sedangkan Nurul Taufiqu Rochman selaku Profesor Riset Bidang Teknik Bahan, meraih penghargaan atas kepemilikan 15 paten dan hak cipta.
Nurul yang juga peraih medali World Intellectual Property Organization tahun 2016 untuk kategori inventor tersebut, telah mempublikasikan 31 paten dan hak cipta, termasuk satu paten granted yang telah diterapkan di perusahaan Kyushu Tabuchi, Jepang sejak 2003.
"Mari mewujudkan hasil riset kita ke dunia nyata sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Nurul.