Beberkan Fakta Vietnam Lebih Unggul, Jokowi Tegas Minta Langkah Perbaikan demi Pasar Ekspor Global

5 Desember 2020, 21:52 WIB
Presiden RI Joko Widodo menyaksikan Pelepasan Ekspor Pasar Global Tahun 2020 secara virtual dati Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. //Setpres

PR BEKASI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini bahwa peluang ekspor masih terbuka lebar untuk produk-produk Indonesia. Meskipun situasi pandemi Covid-19 dan perekonomian global yang sedang lesu saat ini juga berdampak pada penurunan ekspor.

Diketahui bahwa sejak pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia, salah satu faktor yang terdampak adalah sektor perekonomian termasuk ekspor.

“Kita harus melihat, lebih jeli melihat peluang pasar ekspor yang masih terbuka lebar di negara-negara yang juga sekarang ini sedang mengalami pandemi,” kata Presiden Jokowi, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs resmi Sekretariat Kabinet RI pada Jumat, 4 Desember 2020.

Baca Juga: Membaca Sambil Duduk Santai Nikmati Akhir Pekan Bisa Anda Coba, Rasakan 9 Manfaat yang Anda Tak Tahu

Pernyataan tersebut disampaikan pada saat acara peresmian Pelepasan Ekspor ke Pasar Global Tahun 2020 yang digelar secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Jokowi melihat potensi ekspor Indonesia masih terbuka, baik dari sisi keragaman produk komoditi, kreativitas dan kualitas, maupun volume dan tujuan negara ekspor.

“Potensi kita masih sangat besar. Kuncinya proaktif dan jangan pasif,” katanya.

Selanjutnya, Jokowi menyampaikan kegembiraannya atas kinerja ekspor Indonesia periode Januari hingga Oktober 2020 lalu yang mengalami surplus 17,07 miliar dolar AS.

Baca Juga: Proyek Ambisius Tiongkok 'Matahari Buatan', Klaim Ciptakan Energi Bersih dan Berkelanjutan

Namun, ia mengingatkan kepada pihak terkait untuk tidak cepat puas pada capaian tersebut karena potensi pasar ekspor yang belum tergarap masih banyak dan sangat besar.

Kemudian, Jokowi menilai, jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih tertinggal dalam menangkap peluang ekspor. Ia pun menyampaikan sejumlah fakta mengenai kinerja ekspor Indonesia.

“Saya ambil contoh dalam ekspor kopi. Tahun 2019 Indonesia merupakan produsen kopi terbesar nomor empat di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Namun, Indonesia tercatat sebagai eksportir terbesar kopi yang ke-8 di dunia,” katanya melanjutkan.

Sementara, lanjutnya, kinerja ekspor tersebut masih tertinggal dibandingkan dengan Brazil, Swiss, Jerman, Kolombia, bahkan Vietnam.

Baca Juga: Buat Ulah di Timnas U-19 Hingga Viral, Barito Putera Kirim Yudha Febrian ke Pesantren di Jawa Barat

"Potret kinerja ekspor kopi Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan Vietnam yang pada tahun 2019 mencapai US$2,22 miliar. Sedangkan, kinerja ekspor kopi Indonesia tahun 2019 berada di angka US$883,12 juta,” katanya.

Lebih jauh Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan produsen garmen terbesar ke-8 di dunia namun hanya menduduki peringkat ke-22 dunia eksportir produk tersebut.

“Kita menjadi produsen kayu ringan terbesar di dunia, termasuk jenis kayu sengon dan jabon, tapi menjadi eksportir home decor ke-19 terbesar di dunia,” kata Presiden Jokowi.

Selain kalah dengan Vietnam, Indonesia pun hanya berada di peringkat ke-21 terbesar dunia dalam ekspor produk furnitur.

Baca Juga: Tanggapi Penangkapan Maaher, Muannas Alaidid: Kalau Muslim Sejati, Dia Akan Merenung dan Introspeksi

“Kita dikenal sebagai negara produsen produk perikanan terbesar kedua dunia. Namun, potret ekspornya juga masih di peringkat ke-13,” katanya, mengungkapkan.

Namun, Jokowi menyampaikan bahwa fakta-fakta tersebut tidak harus membuat pesimis melainkan momentum untuk melakukan pembenahan kinerja ekspor Indonesia.

Menurutnya, tidak ada jalan bagi kita selain melakukan langkah-langkah perbaikan, langkah-langkah pembenahan. Diperlukan reformasi besar-besaran pada ekosistem berusaha bagi eksportir kita.

Ia pun meminta agar berbagai persoalan yang menghambat kinerja ekspor dicermati dan dicarikan solusinya satu per satu.

Baca Juga: Tanggapi Penangkapan Maaher, Muannas Alaidid: Kalau Muslim Sejati, Dia Akan Merenung dan Introspeksi

"Regulasi yang rumit, saya sudah sampaikan bolak-balik, segera kita sederhanakan. Prosedur birokrasi yang menghambat, juga saya sampaikan berkali-kali, segera dipangkas,” katanya.

Selain itu, ia juga mengingatkan perlunya dilakukan percepatan negosiasi perjanjian-perjanjian kemitraan komprehensif atau CEPA, terutama dengan negara-negara yang potensial yang menjadi pasar produk ekspor Indonesia.

Berbagai perjanjian perdagangan yang sudah ada  juga harus segera dioptimalkan, sambil terus mencari pasar-pasar baru di negara-negara nontradisional, sehingga pasar ekspor Indonesia semakin luas.

Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), lanjutnya, harus mampu menjadi market agent untuk melakukan market intelligence. Selanjutnya, daya saing eksportir khususnya UKM juga harus terus ditingkatkan.

Baca Juga: Polri Sebut Kasus Denny Siregar dan Ustaz Maheer Tak Sama, HNW: Praktik Hukum yang Tidak Adil

“Gandeng UKM di seluruh Indonesia menjadi satu kesatuan yang kuat untuk memenuhi pesanan pembeli," kata Presiden Jokowi.

Ia juga menekankan terkait pentingnya penguatan kerja sama dengan perbankan dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk pembiayaan bagi UKM yang berorientasi ekspor.

Indonesia harus penuhi apa yang menjadi standar pasar global, ungkapnya, dengan brand yang kuat dan dengan packaging yang semakin baik. Ini yang akan meningkatkan ekspor kita. 

Diketahui, acara pelepasan ekspor ke pasar global tersebut diikuti secara virtual oleh peserta dari 133 perusahaan baik skala besar maupun kecil yang tersebar di sejumlah kota di 16 provinsi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat di masing-masing titik acara.

Pelepasan tersebut ditandai dengan berjalannya truk kontainer di masing-masing lokasi yang di antaranya berada di Lamongan, Boyolali, Bandung, Jakarta, Pekanbaru, Medan, Denpasar, Bontang, Makassar hingga Manokwari.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler