Indonesia Diambang Resesi, Menkeu: Konsumsi, Investasi, dan Ekspor adalah Kunci Pertumbuhan Ekonomi

8 September 2020, 09:00 WIB
Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati. /DOK. KEMENKEU

PR BEKASI - Perekonomian di Indonesia tengah mengalami kelesuan akibat pandemi COVID-19. Berbagai sektor mengalami penurunan.

Selain itu, konsumsi dan investasi yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi juga mengalami penurunan akibat menurunnya daya beli masyarakat.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyatakan belanja negara pada 2021 sebesar Rp2.747.5 tirliun akan menjadi instrumen efektif untuk mendorong perekonomian tumbuh sebesar 4.5 sampai 5.5 persen.

Baca Juga: Memangku Beberapa Jabatan Penting Negara, Simak Rekam Jejak Abdul Malik Fadjar Semasa Hidupnya

Belanja negara yang dilakukan secara efektif dan efisien sesuai skala prioritas bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat secara terukur, terarah, dan akuntabel.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 mencapai minus 2 persen. Hal ini memang lebih baik dibanding kuartal II yang mencapai 5.32 persen.

Apabila pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal negatif, pihak OJK menyatakan hal ini mengakibatkan angka kemiskinan naik kisaran 2 sampai 5 juta orang karena banyak karyawan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Baca Juga: Abdul Malik Fadjar Wafat, Mahfud MD dan Haedar Nashir Doakan Almarhum

Selain itu, keterbatasan aktivitas perekonomian mendorong kenaikan pengangguran yang diperkirakan sebesar 3 sampai 5 juta orang.

Menkeu menyatakan bahwa tantangan Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi mendekati nol persen adalah dengan konsumsi, investasi, dan eskpor.

"Tantangan kalau ingin mendekati nol persen, maka konsumsi, investasi, dan ekspor harus meningkat sangat tinggi," ucap Menkeu, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Selasa, 8 September 2020.

Baca Juga: Pantau Pasar Sumber Artha Bekasi, Kapolsek Bekasi Masih Temukan Pelanggaran Protokol Covid-19

Ekonomi kuartal II terkontraksi 5.32 persen akibat penurunan konsumsi yang mencapai 5.8 persen dan penurunan investasi mendekati 8 persen.

"Kita berharap kuartal III dari Juli, Agustus, September indikator-indikator petumbuhan ekonominya akan lebih baik disbanding kuartal II. Kalau secara teknik kuartal III ini kita di zona negatif, maka resesi terjadi," tutur Menkeu.

Dalam satu bulan terakhir terjadi perkembangan yang cukup baik, sehingga diharapkan kuartal III tidak mengalami resesi.

Baca Juga: Transfer Pemain: James Rodriguez Resmi Berseragam Everton dan Akan Pakai Jersey Nomor 19

Hal ini dipicu oleh akselerasi belanja pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang terus dilaksanakan agar konsumsi dan investasi bisa pulih secara bertahap.

Apabila kuartal III membaik dan satu bulan terakhir ini menunjukkan peningkatan, maka pemerintah berharap hal ini harus terus dijaga untuk mencegah Indonesia memasuki jurang resesi.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler