Lebih Sadar dengan Data, Kominfo Kembangkan Ekonomi Digital dengan Teknologi Komputasi Awan

4 November 2020, 20:08 WIB
Ilustrasi Cloud Storage untuk perkembangan ekonomi digital. /Pixabay.com/Tumisu/

PR BEKASI - Perkembangan teknologi yang semakin pesat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

Hal demikian dilakukan juga oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang mendorong pemanfaatan teknologi komputasi awan atau cloud computing guna mendukung visi pemerintah "Go Digital 2020".

"Instansi pemerintah, pelaku bisnis, UKM dan pemangku kepentingan lainnya untuk dapat memanfaatkan teknologi komputasi awan guna mendorong efisiensi dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Rabu, 4 November 2020.

Pernyataan tersebut disampaikan Samuel dalam peresmian data center SpaceDC, JAK2 yang digelar secara virtual.

Baca Juga: Tak Ada yang Bantu Lobi Arab Saudi, Habib Rizieq: Saya Tak Ingin Repotkan Pemerintah Indonesia 

Semuel juga mengatakan bahwa pandemi COVID-19 telah memengaruhi kehidupan dan juga mendorong untuk mempercepat laju transformasi digital.

Selain itu, menurutnya, proses transformasi digital yang semakin cepat, juga meningkatkan permintaan akan layanan jarak jauh dan teknologi baru, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan pasar data center di Indonesia.

"Sehubungan dengan itu kami berharap fasilitas data center dapat mendukung kebutuhan akan percepatan agenda transformasi digital dan membuka peluang ini bagi perusahaan dan UKM di Indonesia," kata Semuel.

"Kami semua menyambut baik kemitraan yang menguntungkan, antara publik, sektor swasta, dan kami berkomitmen untuk membuat itu terjadi," kata Samuel menambahkan.

Diketahui, salah satu penyedia pusat data yang berpusat di Singapura, SpaceDC, melihat Asia Tenggara menjadi kawasan yang potensial.

Baca Juga: Jaga Keselamatan Lingkungan, PGN Sabet 19 Penghargaan dari Kementerian ESDM 

Sementara, CEO SpaceDC, Darren Hawkins, menyebut kawasan Asia Tenggara kini memiliki ekonomi internet bernilai lebih dari 100 miliar.

Namun diperkirakan akan membengkak menjadi 300 miliar dolar AS pada 2025. Hal ini mendorong SpaceDC membuka pusat data pertamanya di Indonesia, hari ini, yang dinamai JAK2.

"Karena Indonesia memiliki populasi dan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara, masuk akal untuk membuka fasilitas pertama kami di pasar ini," kata Darren.

Diketahui bahwa JAK2 berbasis di Jakarta, dibangun bekerja sama dengan GIC, sebuah badan pendanaan investasi global di Singapura.

Baca Juga: Sediakan Banyak Pilihan Musik Latar, TikTok Perhatikan Hak Kekayaan Intelektual Para Musisi 

Data Center Tier III dengan 1,45MW ini memungkinkan perusahaan lokal dan global terkoneksi lebih baik.

"Dengan konektivitas yang disediakan oleh fasilitas ini, perusahaan lokal dan global sekarang memiliki akses ke fasilitas data center kelas dunia untuk terhubung ke kawasan Asia Tenggara," kata Darren, menambahkan.

Selain peluncuran JAK2, SpaceDC hari ini juga memulai konstruksi untuk JAK1, fasilitas Tier III 24MW mendatang yang akan menampilkan kampus data center yang lebih besar dengan kemampuan kinerja yang lebih tinggi. JAK1 akan diluncurkan pada 2021.

Layanan berbasis cloud computing milik Amazon, Amazon Web Service (AWS) pada Senin, 2 November 2020 menegaskan tetap pada rencananya untuk membuka pusat data di Indonesia pada akhir 2021, meski saat ini tengah dalam pandemi COVID-19.

Baca Juga: Tidak Dapat Bantuan Selama di Arab Saudi, Rizieq Shihab: Jangan Klaim Jadi Pahlawan Kesiangan! 

Pemerintah Indonesia sendiri berencana membangun pusat data nasional. Sebanyak empat pusat data nasional akan dibangun di ibu kota negara sekarang, di ibu kota negara baru, di Kepulauan Riau-Batam (menghubungkan dengan internasional), dan di Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Diketahui bahwa empat pusat data nasional ini akan terhubung satu dengan lainnya walaupun terpisah secara kewilayahan.

Selain itu, pembangunan pusat data nasional diharapkan menghasilkan satu data nasional.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler