"Dilihat secara global, kerugian akibat perubahan iklim mencapai 18 miliar dolar AS per tahun terhadap sektor energi dan transportasi," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.
Namun, Said Zaidansyah menambahkan jika sektor konsumsi rumah tangga juga diperhitungkan, kerugian per tahun semakin membengkak menjadi 390 miliar dolar AS atau senilai Rp5.6 triliun.
Apabila tidak dilakukan upaya apapun dalam pencegahan perubahan iklim, Said Zadiansyah mengatakan akan ada 143 juta orang yang harus direlokasi di dalam negeri.
Pada periode 1990-2019 di Asia Pasifik, sebanyak 2.5 miliar orang terdampak dan satu juta korban meninggal akibat bencana karena perubahan iklim.
Bencana tersebut telah menimbulkan kerugian fisik sebesar 1.470 triliun dolar AS yang hilang atau senilai Rp21.2 biliun.
Bahkan dia menerangkan risiko ancaman tersebut menjadi lebih besar karena Indonesia memiliki geografis kepulauan dan daerah yang rentan terjadi bencana alam.
Said Zaidansyah menyebut beberapa kota besar di Indonesia terancam dengan naiknya permukaan air laut, deforestasi, dan degradasi lingkungan yang terus berlangsung.
Oleh karena itu, Said Zaidansyah menekankan perlu adanya perubahan sistem ekonomi menjadi ekonomi hijau atau yang lebih ramah lingkungan.