Industri Film Indonesia Kekurangan Penulis Skenario Andal, Kemenparekraf Hadirkan Masterclass Scene

- 6 Juni 2021, 06:46 WIB
Industri film Indonesia kekurangan penulis skenario, Kemenparekraf menggelar masterclass scene karena percaya Indonesia punya urban legend.
Industri film Indonesia kekurangan penulis skenario, Kemenparekraf menggelar masterclass scene karena percaya Indonesia punya urban legend. /Pixabay/Stokpic/Pixabay

PR BEKASI – Industri film Indonesia saat ini masih kekurangan penulis skenario yang andal

Untuk melahirkan talenta baru di bidang penulisan skenario, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Persatuan Karyawan Film Televisi Indonesia membuat pelatihan  masterclass pengembangan cerita untuk film, OTT (over the top) dan TV bernama Scene. 

Direktur Industri Kreatif Film, Animasi, dan Televisi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Syaifullah menyebutkan bahwa Indonesia kaya akan ide cerita.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Terbaru Juni 2021, Cocok untuk Temani Akhir Pekan

Pasalnya Indonesia terdiri dari ribuan suku yang kisahnya bisa diangkat satu-persatu untuk dijadikan cerita Film.

Namun, salah satu yang menjadi kendala saat ini yakni  masih sedikitnya yang mampu mengembangkan ide tersebut. 

“Kita kekurangan penulis, bukan ide cerita,” kata Syaifullah kepada Antara, sebagaimana dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, Minggu, 7 Juni 2021.

“Kita punya urban legend banyak banget, itu kan potensi dan butuh penulis makanya saya keliling Indonesia,” katanya. 

Baca Juga: Korea Utara Eksekusi Penjual Film dan Musik Ilegal dari Korea Selatan Dihadapan Keluarganya

Syaifullah menjelaskan bahwa tujuan program Scene yakni memunculkan talenta baru Tanah Air dalam menulis skenario yang dapat bekerja di industri kreatif.

“Kita mengkurasi orang-orang yang punya tulisan, novel, cerpen untuk ikut tapi bukan hanya julis untuk cerpen saja tapi bisa menuangkan dalam skenario film,” ujarnya. 

Ia menuturkan bahwa pasca-mendapat bimbingan dalam penulisan skenario, para peserta Scene ini bisa membuat skenario yang menunjukkan karakteristik Indonesia. 

Lanjutnya, tidak melulu soal budaya, tetapi juga tentang kesederhanaan dan keseharian masyarakat yang has. 

Baca Juga: Film Tjoet Nya Dhien Tahun 1988 Kembali Tayang di Bioskop Hari Ini, Christine Hakim Beberkan Alasannya

“Kita pengen ada cerita-cerita yang memiliki karakter bangsa tapi punya sisi komersil seperti ‘Laskar Pelangi’, ‘Yowis Ben’, jadi kita berharap bisa punya cerita begitu, kuat sisi pesan tapi juga ada nilai komersil, ada unsur uniknya,” ucapnya. 

Ia menjelaskan, para peserta Scene yang terpilih nantinya akan mengikuti workshop selama dua minggu  untuk memperdalam cerita yang mereka buat. 

Kemudian, peserta akan melakukan presentasi di hadapan rumah produksi, televisi, dan juga platform OTT.

Baca Juga: Bangkitkan Industri Kriya, Kemenparekraf Buka Kelas untuk Kenalkan Pemasaran Digital Saat Pandemi

“Kita ada mentornya, tahun lalu ada Slamet Raharjo, Ninik L Karim, Rahabi Mandra, Titien Watimena, Fajar Nugros dan lainnya. Setelah dua minggu kita pitching kan tuh di depan PH, TV, OTT,” ujarnya. 

Ia juga menyampaikan bahwa peserta Scene tahun lalu sudah ada yang bergabung di industri film tanah air.

“Setelah mereka ikut masterclass Scene mereka juga bisa dilibatkan di industri. Peserta tahun lalu sudah terlibat di film, sinetron dan OTT sebagai penulis,” tuturnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x