Laju akumulasi kekayaan Elon Musk dan orang terkaya di dunia lainnya berbanding terbalik dengan keadaan ekonomi yang dihadapi seluruh negara di dunia selama pandemi Covid-19 ini.
Pertumbuhan ekonomi telah merosot tajam sejak pandemi dimulai, banyak perusahaan yang meliburkan pegawai-pegawainya dan permintaan konsumen pun ikut menurun.
Hal ini berdampak besar pada pekerja pabrik yang berupah rendah karena pekerjaannya biasanya lebih rentan terhadap PHK guna menekan penyebaran Covid-19 ini.
Tentu peningkatan pendapatan yang berlebihan ini memicu tanggapan keras dari banyak politisi dan kritikus di sayap kiri.
Baca Juga: Redam Ancaman Resesi, Jokowi Tekankan 34 Gubernur untuk Cepat Realisasi APBD
Senator AS Bernie Sanders bulan ini memperkenalkan undang-undang untuk mengenakan pajak "perolehan kekayaan yang ekstrem" selama pandemi.
Bernie Sanders mengungkapkan akan menggunakan pendapatan dari pajak ini untuk menutupi biaya pengobatan yang dikeluarkan Amerika selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan analisis oleh American for Tax Fairness and Institute for Policy Studies menggunakan data dari Forbes billionaires, mulai 5 Agustus lalu, 467 dari 650 milioner negara akan dikenai pajak.
Jalan Elon Musk masih panjang tentunya untuk menjadi orang terkaya di dunia, yang saat ini ditempati oleh Jeff Bezos sebagai orang terkaya di dunia.***
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: Bloomberg