Komisi XI DPR Ungkap Penyebab Perekonomian Indonesia Tumbuh Negatif

- 5 September 2020, 11:21 WIB
Anggota DPR RI, Anis Byarwati. (Arief/rni/dpr.go.id)
Anggota DPR RI, Anis Byarwati. (Arief/rni/dpr.go.id) /

“Ini artinya, persoalan yang tidak bisa kita abaikan begitu saja, ditambah sepanjang Januari sampai Juni 2020, realisasi penanaman modal itu hanya tumbuh 1.8 persen year on year, PMA turun 8.1 persen, dan PMDN naik menjadi 13.2 persen,” tutur Anis.

“Realisasi investasi pada sektor sekunder itu terus menurun, pada Januari sampai Juni 2020, porsi realisasi investasi pada sektor sekunder hanya 32.2 persen, tersier hanya 54.9 persen, dan primer hanya 12.9 persen,” ucapnya menambahkan.

Anis kemudian menyebutkan bahwa buruknya realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang persoalan mendasarnya terletak pada kesiapan birokrasi, menjadi faktor ketiga.

Baca Juga: Negara Anggota ASEAN Diminta Satu Suara untuk Hadapi AS dan Tiongkok

Hal tersebut menyebabkan stimulus untuk menahan penurunan aktivitas perekonomian tidak efektif dan maksimal.

Hingga Agustus 2020, realisasi program PEN hanya tercatat sebesar 25 persen, diantaranya anggaran sektor kesehatan terlaksana 8.4 persen, perlindungan sosial 49 persen, insentif usaha 14 persen, UMKM 37 persen, sektor K/L dan pemda 30 persen, bahkan untuk korporasi masih nol persen.

Anis menilai buruknya PEN menyebabkan program tersebut tidak bisa dinikmati dan tidak terasa dampaknya.

Baca Juga: Kunjungi Kabupaten Bekasi, Ini Pesan Ridwan Kamil Kepada Pengelola Kawasan Industri

“Kita menghadapi tiga penyebab utama, yang menjadi tantangan yang perlu kita cermati dan cairkan solusi bersama, sebagai upaya kita dalam memperbaiki pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021,” katanya.

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah