“Bubarkan IDI, saya gak akan berhenti menyerang kalian @ikatandokterindonesia, sampai ada penjelasan perihal ini. rakyat sedang diadu domba dengan IDI/RS (rumah sakit)? Tidak, IDI dan RS yang mengadu diri mereka sendiri dengan hak-hak rakyat,” tuturnya.
Selain itu, Jerinx juga mengemukakan berbagai tuduhan berikutnya dalam kolom komentar, bahwa IDI melakukan ‘konspirasi’ memanfaatkan kasus Covid-19.
Baca Juga: Rakyat Cemas, Rocky Gerung Justru Tak Permasalahkan Praktik Dinasti Politik di Tanah Air, Ada Apa?
Dalam berbagai unggahannya, Jerinx disebut memanipulasi pandangan publik mengenai IDI, dengan pemikiran bahwa IDI sebagai objek yang melakukan konspirasi terkait dengan Covid-19.
Fenomena tersebut, dikemukakan oleh penulis Simon Lindgren sebagai sebuah fenomena tentang masyarakat digital yang disebut “trolling” dalam bukunya “Masyarakat dan Media Digital”.
Dia telah meneliti bahwa media sosial, nanti akan menjadi alat bagi orang-orang mengekspresikan produk pemikirannya untuk berbagai tujuan. Aktualisasi pikiran ini, mungkin pada masa lalu seperti menulis buku harian (diari).
Baca Juga: Peran Perempuan di Parlemen Alami Peningkatan, MPR: Perlu Gerakan untuk Mendobrak Budaya Patriarki
Trolling adalah salah satu cara yang digunakan penulis pesan, untuk menarik berbagai sudut pandang berbeda tersebut, untuk memantik interaksi yang bertentangan.
Menurut Simon Lindgren, penulis pesan tersebut tidak menginginkan jawaban dari diskusi yang terjadi. Mereka hanya ingin berkreasi dan mencari kesenangan pribadi.
Jerinx mungkin tidak bermaksud sampai sejaih itu. Namun, menurut Lindgren, apa yang ada di benak penyampai pesan, sering berbeda dengan apa yang ada di benak masyarakat.
Editor: Puji Fauziah
Sumber: ANTARA