Pahami Pasanganmu! Apakah Dia Termasuk Orang yang Melakukan Pelecehan secara Emosional?

2 Januari 2021, 21:48 WIB
5 ciri pasangan yang berpotensi melakukan pelecehan emosional. /Freepik

PR BEKASI – Pelecehan emosional dalam suatu hubungan memang tidak terlihat oleh mata seperti pelecehan secara fisik.

Meskipun tidak terlihat, korban pelecehan emosional akan sulit mengakui diri sendiri bahwa apakah ia terjebak dalam sebuah hubungan yang tidak sehat itu.

Pelecehan emosional itu biasanya seperti mengkritik, menghina, menyalahkan, meremehkan, menahan kasih sayang, mengancam, mempermalukan atau menghalangi untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dan kendali dalam hubungan.

Baca Juga: Mensos Risma Sidak ke Gorong-Gorong, Rocky Gerung: Harusnya Sidak di Bawah-bawah Meja Dirjennya

Pasangan yang melakukan kekerasan emosional itu juga dapat mengontrol uang anda, ke mana anda pergi, apa yang anda kenakan, dan dengan siapa anda menghabiskan waktu.

Sangat penting untuk diketahui, apakah anda, anggota keluarga atau teman yang sedang mengalami pelecehan emosional oleh pasangan?

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Huffpost pada Sabtu, 2 Januari 2021, pakar hubungan mengungkapkan beberapa kebiasaan buruk dari pasangan yang melecehkan secara emosional.

Baca Juga: Harga Kedelai Melonjak, Pengrajin Tahu dan Tempe di Jabodetabek Gulung Tikar

Berikut ciri-ciri pasangan yang berpotensi melakukan pelecehan emosional:

1. Mereka menolak untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan mencari cara untuk menyalahkan anda atas segala sesuatu yang tidak beres.

Taktik mereka adalah memproyeksikan tanggung jawab atau kesalahan pada pasangan mereka.

Baca Juga: Meski Lakukan Isolasi Mandiri, Khofifah Tegaskan Masih Bisa Jalankan Tugasnya sebagai Gubernur Jatim

Kemudian dengan liciknya akan memutarbalikkan fakta, dan kebenaran atau langsung berbohong untuk membuat pasangan mereka yang harus disalahkan.

2. Pada awalnya, mereka mungkin mencoba untuk tampak penuh kasih dan perhatian untuk mengikat anda, tetapi itu tidak berlangsung lama.

3. Mereka menyerang jika anda tidak setuju dengan mereka.

Baca Juga: Jelang Sidang Pra Peradilan Rizieq Shihab, PN Jaksel Minta Pengamanan Polisi

Apabila mereka mendengar ide yang berlawanan dari pasangannya, maka akan memproyeksikan diri sebagai korban, kemudian akan bereaksi dengan amarah dan melakukan intimidasi.

4. Mereka membuat alasan atas perilaku yang telah merusak mereka.

Jika pelaku pelecehan emosional itu telah selesai melakukan kekerasan terhadap pasangannya, maka ia akan mencari alasan dengan mengatakan bahwa ia sedang stres, lelah, kemudian bereaksi secara berlebihan atau minum alkohol terlalu banyak.

Baca Juga: Tegur Jokowi Soal Pembubaran FPI, Amien Rais: Ini Langkah untuk Habisi Bangunan Demokrasi Kita

5. Mereka menjauhkan anda dari keluarga dan teman sehingga anda menjadi sangat bergantung pada mereka.

Pasangan yang melecehkan secara emosional akan secara sistematis dan sengaja mencoba memisahkan korban dari jaringan dukungan eksternal mereka seperti teman, keluarga, rekan kerja.

Ini dirancang untuk membuat korban hanya bergantung pada pelaku dan untuk mengurangi kemungkinan orang lain akan menyaksikan pelecehan tersebut.

Baca Juga: Akibat Covid-19, Indonesia Catat Rekor Angka Kematian Nakes Tertinggi di Asia

Semakin seorang korban diisolasi, semakin sulit bagi mereka untuk terhubung dengan orang-orang terdekat yang mereka butuhkan untuk melarikan diri dari hubungan tersebut.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Huff Post

Tags

Terkini

Terpopuler