PR BEKASI - Profesionalitas terkait kinerja guru di China menjadi sorotan setelah terjadi kekeliruan yang dilakukan oleh seorang guru SMA Hebi, Provinsi Henan, China.
Ia diminta untuk bertanggung jawab kepada manajemen sekolah dan meminta maaf kepada orang tua murid juga murid.
Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asiaone pada Sabtu, 6 Februari 2021, pertanggungjawaban itu merupakan buntut dari tindakannya mengunggah secara daring daftar murid yang melanggar aturan.
Peristiwa tersebut sangat disayangkan oleh sejumlah pihak termasuk warganet.
Selain itu, tindakan guru tersebut juga memancing perdebatan terkait privasi murid.
Kasus ini bermula pada 27 Januari 2021 lalu, ketika guru yang dipublikasi dengan nama marga Yue.
Ia mengunggah ke WeChat melalui akun sekolah pelanggaran indisipliner yang dilakukan puluhan murid sekolah itu mulai 18 Januari hingga 24 Januari 2021.
Baca Juga: Manfaat Lainnya Jarang Diketahui, 3 Rempah-rempah Ini Ternyata Miliki Khasiat Turunkan Berat Badan
Nama murid tersebut ditulis secara detail, berikut kelas dan pelanggaran yang telah mereka lakukan.
Pelanggaran yang umum dilakukan murid-murid di antaranya yakni tidur di dalam kelas, mengobrol, terlambat ke sekolah, main-main dengan ponsel, dan makan di dalam kelas.
Selanjutnya, menyisir rambut, duduk sembarangan, tidak mencatat, ke toilet selama ujian berlangsung, menguap, dan ponsel tidak di-study-mode.
Dikabarkan bahwa unggahan Yue tersebut sudah dihapus dan akun WeChat sekolah sudah ditutup.
Kepala sekolah SMA Hebi, Feng Xiliang, dan seorang guru psikologi sudah berkomunikasi dengan murid-murid yang namanya ada daftar tersebut untuk mengurangi dampak mental, yang mereka alami.
Pihak sekolah telah meminta para guru untuk belajar dari kejadian ini, meningkatkan manajemen aturan dan mencegah insiden semacam ini terulang lagi.
Feng mengatakan kepada Beijing News niat Yue mengunggah dafar murid yang melanggar aturan agar murid yang lebih senior bisa lebih fokus pada pelajaran, hanya saja pendekatannya kurang tepat.
Yue pun sudah mengakui kesalahannya bahwa mengunggah nama-nama murid yang melanggar aturan secara online tidak dapat dibenarkan.
Baca Juga: Anies Baswedan Tak Setuju dengan Lockdown Akhir Pekan, dr. Tirta: Covid-19 Tidak Kenal Waktu
Guru-guru tidak memantau murid selama 24 jam namun mencatat murid-murid yang tidak efisien belajar di kelas.
Sebelumnya, daftar murid-murid yang melanggar aturan hanya dibagikan pada kalangan guru dan murid, bukan dipublikasikan ke dunia maya.***