Isi Surat Wasiat Satu Keluarga yang Ditemukan Tewas di Gurun Libya Diduga Tersesat dan Kelaparan

20 Februari 2021, 19:26 WIB
(Kiri) Surat wasiat dan (Kanan) mobil yang digunakan imigran Sudan untuk melintasi gurun untuk menuju Libya/ World of Buzz/ Oman Observer /

PR BEKASI – Sebuah mobil dan 8 jenazah ditemukan di gurun Libya diduga 8 jenazah tersebut tewas akibat kelaparan setelah tersesat di gurun itu.

Media lokal The New Arab, mengatakan bahwa 8 jenazah itu masih satu keluarga dari Sudan. Mereka ditemukan tewas enam bulan setelah berangkat dalam perjalanan melintasi gurun Libya.

Penemuan tragis itu dilakukan oleh petugas polisi yang sedang berpatroli di daerah itu dan menemukan mayat sekitar 400 km dari kota terdekat Kufra, Libya.

Baca Juga: Polemik Penggunaan Lahan Tanpa Izin, PTPN Bisa Gugat Perdata Rizieq Shihab

Baca Juga: 20 Tahun Tinggal di Kemang, Nicky Tirta Baru Rasakan 2 Kali Kebanjiran: Dinikmati Aja, Sambil Ngopi

Baca Juga: Ada Galian Tanah Kereta Cepat, Banjir Cipinang Melayu Cepat Surut

Dilaporkan tentang insiden pada 10 Februari 2021, sebuah Toyota Sequoia diidentifikasi di tempat kejadian dengan tiga tubuh perempuan dan lima anak laki-laki tersebar di padang pasir bersama dengan barang-barang mereka.

Diyakini bahwa kendaraan tersebut berasal dari El-Fasher, Sudan, mencoba untuk meninggalkan tempat itu menuju Kufra sebelum tersesat di sepanjang jalan.

Temuan lain juga ditemukan termasuk wasiat yang ditulis tangan. Berikut surat wasiat seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari World Of Buzz Sabtu, 20 Februari 2021.

Baca Juga: Sang Ayah Masih Tutup Pintu Komunikasi, Kalina Oktarani: Aku Cuma Mau Hidup Bahagia sama Vicky Prasetyo

"Kepada siapa pun yang menemukan surat ini, ini nomor telepon saudara saya, Muhammad Saifuddin,"

"Maaf bu, karena tidak bisa menghubungimu. Ayah dan Nasir, aku mencintaimu. Berdoa untuk kami dengan belas kasihan, beri kami Alquran dan beri kami jalan kematian kami di sini."

Beberapa laporan menyebutkan bahwa tragedi itu bukanlah yang pertama.

Baca Juga: Sentil Anies Baswedan Soal Banjir Jakarta, Yunarto Wijaya: Biasanya Pak Wagub yang Lebih Sering Muncul

Kejadian serupa cukup sering terjadi karena pengungsi berusaha untuk keluar dari wilayah yang dilanda konflik di daerah tersebut. Namun, dalam proses pengungsian itu ratusan nyawa menghilang.

Kejadian naas itu juga cukup mengundang perhatian warganet, sebab foto mobil yang telah tertutup pasir beredar di media sosial.

Media lokal lain melaporkan sekitar 21 orang, termasuk anak-anak, melakukan perjalanan tersebut.

Baca Juga: Masih Terganjal Restu Ayah, Kalina Oktarani dan Vicky Prasetyo Undur Pernikahan Hingga Maret

Mayat tiga wanita dan lima pria ditemukan tewas di tempat kejadian. Nasib 13 orang lainnya masih belum diketahui.

Pihak berwenang telah meluncurkan penyelidikan untuk menentukan bagaimana insiden tragis itu terjadi.

Melakukan perjalanan secara ilegal menuju Libya sangat berbahaya dilakukan selain rawan tersesat, penjualan manusia, hingga tindak sewenang-wenang aparat.

Baca Juga: 'Luka Lama' SBY-Mega Diungkit Kembali, Pengamat Politik: Pilihannya Tidak Rujuk Dulu

Tahun lalu, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan seorang pria Sudan meninggal karena luka tembak di Libya ketika sekelompok migran menolak dikirim ke pusat penahanan.

Mereka dikembalikan ke pantai oleh penjaga pantai Libya setelah gagal mencapai Eropa. IOM menuntut "alternatif selain penahanan".

Seorang pria Sudan ditembak dan dibunuh tahun lalu ketika dia dan migran lainnya kembali ke pantai oleh penjaga pantai Libya mencoba menolak dikirim kembali ke tahanan, kata PBB.

Baca Juga: Kirim Foto Selfie, Perseverance NASA Berhasil Tiba di Planet Mars

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengutuk keras insiden tersebut dan menuntut otoritas Libya untuk menyelidiki dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: World Of Buzz

Tags

Terkini

Terpopuler