Bom Mobil Meledak di Afghanistan, 7 orang Tewas dan 50 lainnya Terluka

13 Maret 2021, 23:58 WIB
Warga memeriksa lokasi kejadian setelah ledakan bom mobil di Herat, Afghanistan pada Sabtu, 13 Maret 2021 waktu setempat. /Jalil Ahmad/Reuters

PR BEKASI - Sebuah bom mobil berdaya ledak kuat telah meledak di dekat sebuah kantor polisi pada Jumat malam, 12 Maret 2021 di provinsi Herat Barat, Afghanistan.

Ledakan bom mobil itu menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai lebih dari 50 lainnya.

Gubernur Herat, Sayed Abdul Wahid Qatali, mengatakan beberapa wanita dan anak-anak termasuk di antara yang tewas.

Dia menambahkan bahwa setidaknya 53 orang, termasuk warga sipil dan pasukan keamanan, terluka ketika sebuah van yang berisi bahan peledak meledak di bagian kota yang padat pada malam hari.

Baca Juga: 19 Tahun Dipenjara Akibat Tuduhan Palsu, 127 Muslim India Akhirnya Dibebaskan

Baca Juga: Apresiasi Nadiem karena Revisi Peta Jalan Pendidikan, Cholil Nafis: Bagus, demi Indonesia yang Gemilang

Baca Juga: Tolak Siaran Langsung Pernikahan Atta-Aurel, KNRP: Tidak Mewakili Kepentingan Publik

Qatali juga mengatakan bahwa puluhan rumah dan toko juga rusak dalam ledakan itu. Penyelamat bergegas pergi ke tempat kejadian untuk membantu beberapa orang yang terperangkap di bawah reruntuhan.

Menurut Mohammad Rafiq Sherzai, seorang petugas senior kesehatan, delapan jenazah, termasuk dua wanita, tiga anak, dua warga sipil pria, dan satu anggota militer, telah dibawa ke rumah sakit.

Ia menjelaskan ada 47 orang lainnya termasuk, 20 wanita, 11 pria, 8 anak-anak dan 8 anggota pasukan keamanan telah terluka, dengan 10 korban diantaranya dalam keadaan kritis.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu, tetapi pejabat lokal menyalahkan gerilyawan Taliban.

Perwakilan Taliban, yang telah memerangi pemerintah Afghanistan yang didukung asing sejak mereka digulingkan dari kekuasaan oleh pasukan pimpinan AS pada akhir 2001, tidak dapat segera dihubungi untuk berkomentar.

Baca Juga: Komentari Pernyataan Bambang Widjojanto Soal KLB Demokrat, Ali Mochtar Ngabalin: Lucu, Geli, dan Jijik

Negosiasi perdamaian antara pemerintah Afghanistan dan pemberontak Taliban di ibu kota Qatar, Doha, telah berusaha untuk membuat kemajuan di tengah seruan internasional untuk mengurangi kekerasan.

Dewan Keamanan PBB dalam sebuah pernyataan mengutuk keras jumlah serangan yang dikhawatirkan memang dengan sengaja menargetkan warga sipil di Afghanistan.

"Anggota Dewan Keamanan menyerukan diakhirinya segera serangan yang ditargetkan itu dan menekankan kebutuhan mendesak dan penting untuk membawa para pelaku ke pengadilan," katanya.

Presiden Ashraf Ghani mengutuk keras serangan itu dan menyalahkan Taliban.

Baca Juga: Terbata-bata karena Tahan Tangis saat Minta Izin, Lamaran Atta Halilintar Diterima Keluarga Aurel Hermansyah

"Taliban, melanjutkan perang tidak sah dan kekerasan terhadap rakyat," kata Ghani seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Minggu, 14 Maret 2021.

"Sekali lagi menunjukkan bahwa mereka tidak hanya memiliki keinginan untuk menyelesaikan krisis saat ini secara damai tetapi dengan memperumit situasi," kata Ghani dalam sebuah pernyataan.

Diketahui telah ada 8.820 korban sipil pada tahun 2020 akibat serangan oleh Taliban menurut laporan yang dirilis oleh PBB di Afghanistan bulan lalu.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler